
JAKARTA - PT Elnusa Tbk (ELNUSA) kembali menegaskan komitmennya dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) serta Corporate Social Responsibility (CSR) melalui inisiatif unggulan Desa Energi Berdikari di Desa Mundu, Indramayu. Kegiatan ini melibatkan kolaborasi strategis dengan Rumah BUMN Pertamina dari Palangka Raya dan Bandung.
Momentum ini dimanfaatkan Elnusa untuk menghadirkan program Training of Trainers (ToT) bagi Karang Taruna dan Ibu-Ibu PKK Desa Mundu. Program ini fokus pada penguatan kapasitas masyarakat dalam pemilahan dan pengolahan sampah rumah tangga serta limbah kelapa agar dapat diubah menjadi produk bernilai tambah tinggi, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Strategi Capacity Building Jangka Panjang
Baca Juga
Kegiatan ToT ini bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi merupakan strategi jangka panjang dalam mencetak local trainer Desa yang berperan sebagai agen perubahan sosial. Melalui pendekatan capacity building yang sistematis, peserta dibekali pemahaman komprehensif.
Materi mencakup pemilahan dan pengelolaan sampah terpadu, praktik ekonomi sirkular, hingga transformasi limbah rumah tangga menjadi kerajinan kreatif. Selain itu, limbah kelapa dimanfaatkan menjadi produk bernilai jual tinggi seperti sapu, sikat, dan kerajinan kreatif lainnya dari sabut kelapa.
Refleksi Elnusa di HUT Ke-56
Dalam sambutannya, SM Corporate Relation PT Elnusa Tbk, Dicky Ibnu Darmawan, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian HUT ke-56 PT Elnusa Tbk.
“Ulang tahun bagi Elnusa bukan hanya sekadar bertambahnya usia, melainkan momentum refleksi untuk memberi manfaat lebih luas. Bagi kami, keberadaan perusahaan harus menghadirkan dampak positif, bukan hanya untuk industri energi, tetapi juga bagi masyarakat dan lingkungan sekitar,” ungkapnya.
Ia menambahkan, upskilling tidak hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga kreatifitas dalam desain produk, peningkatan kualitas, serta strategi pemasaran. “Perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Dengan mengelola sampah rumah tangga dan limbah kelapa menjadi produk bernilai, kita tidak hanya menyelamatkan lingkungan, tapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi UMKM dan ekonomi desa,” tambahnya.
Kolaborasi Rumah BUMN dan Penguatan UMKM
Kolaborasi ini diperkuat keterlibatan Rumah BUMN Pertamina Palangka Raya dan Bandung. CEO Rumah BUMN Pertamina Palangka Raya, Yanto Karnosaputra, menegaskan bahwa Elnusa menggandeng Rumah BUMN Palangka Raya untuk memastikan penguatan ekosistem UMKM, pendampingan berkelanjutan, dan akses pasar.
Produk olahan dari sampah rumah tangga dan limbah kelapa tidak berhenti di tahap produksi, tetapi juga menembus pasar ritel dan digital. “Peran Karang Taruna dan PKK sangat vital sebagai agen perubahan sosial yang menjaga kesinambungan inovasi,” jelasnya.
Yanto menambahkan, dari perspektif sinergi lintas daerah, kolaborasi ini menunjukkan bahwa pemberdayaan UMKM berbasis green economy tidak bisa berjalan sendiri. Jejaring antar-Rumah BUMN, seperti Palangka Raya dan Bandung, memperkuat dimensi standardisasi, branding, hingga onboarding produk UMKM ke pasar Jawa Barat dan nasional.
Replikasi Model Ekonomi Sirkular
“Dari Mundu, kita belajar bahwa model ekonomi sirkular desa bisa direplikasi ke daerah lain,” tambahnya. Program ini selaras dengan pilar TJSL BUMN ekonomi, sosial, dan lingkungan serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Dari perspektif lainnya, kegiatan ini merepresentasikan praktik shared value creation, di mana sampah rumah tangga dan limbah kelapa diposisikan bukan sebagai masalah, melainkan sebagai sumber daya strategis yang menghasilkan manfaat ekonomi, sosial, dan ekologis secara simultan.
Dampak Sosial dan Ekonomi Desa
Dengan semangat kolaborasi lintas entitas BUMN, ToT Karang Taruna dan PKK di Desa Mundu diharapkan menjadi role model transformasi hijau berbasis ekonomi sirkular. Program ini membuktikan bahwa integrasi CSR/TJSL mampu melahirkan kemandirian, inovasi, dan produktivitas masyarakat desa, sekaligus memperkuat agenda nasional dalam pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan UMKM.
Melalui program ini, masyarakat belajar mengelola sampah dan limbah menjadi peluang ekonomi. Produk olahan memiliki nilai jual tinggi, sehingga menciptakan penghasilan tambahan bagi warga desa. Model ini juga memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya lingkungan bersih dan keberlanjutan ekonomi lokal.
Menuju Desa Energi Berdikari
Desa Energi Berdikari menjadi contoh nyata penerapan ekonomi sirkular di level desa. Karang Taruna dan PKK yang telah mengikuti ToT berperan sebagai penggerak utama dalam menjaga kesinambungan inovasi, menyebarkan pengetahuan ke warga lain, serta memantau kualitas produk agar siap bersaing di pasar.
Dengan integrasi TJSL, CSR, dan kolaborasi lintas Rumah BUMN, Elnusa menegaskan bahwa transformasi hijau bukan sekadar slogan, tetapi langkah konkret untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperkuat ekonomi desa, dan menjaga kelestarian lingkungan.

Sindi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Investor Pasar Modal Indonesia Capai Rekor Baru
- 05 September 2025
2.
Investasi Aman untuk Kondisi Ekonomi Bergejolak
- 05 September 2025
3.
Asuransi Kesehatan Terbaik untuk Generasi Muda
- 05 September 2025
4.
KPR Syariah Makin Jadi Pilihan Masyarakat
- 05 September 2025
5.
Wajib Pajak Strategis Kini Perlu Dipahami
- 05 September 2025