Kolaborasi Danantara Bantu UMKM Naik Kelas Nasional
JAKARTA - Peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam menggerakkan ekonomi nasional terus mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Melalui strategi terarah, Danantara menegaskan komitmennya mendukung pelaku UMKM dengan fokus pada tiga aspek utama, yakni dukungan permodalan, perluasan pasar, serta pembinaan berkelanjutan.
Chief Operation Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menjelaskan bahwa UMKM menyumbang sekitar 60 persen perekonomian Indonesia, sehingga keberadaannya tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan dukungan dan kerja sama lintas sektor, UMKM diharapkan mampu berkembang lebih besar, berdaya saing, serta memberikan kontribusi lebih luas bagi perekonomian. “Ekonomi Indonesia, 60 persennya dari UMKM, maka keberadaanya sangat penting juga bagi Danantara,” ujar Dony.
Festival tahunan Pesta Rakyat untuk Indonesia yang diinisiasi oleh PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) menjadi ruang kolaborasi penting bagi pelaku UMKM. Acara ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, BUMN, sektor swasta, hingga pelaku usaha kecil, dengan tujuan memperkuat ekonomi kerakyatan melalui peningkatan kapasitas SDM dan pemberdayaan UMKM.
Baca Juga
Skema Permodalan untuk Dorong UMKM
Strategi pertama yang diusung Danantara adalah memperkuat jaringan permodalan. Melalui sinergi dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), pelaku UMKM dapat mengakses berbagai skema pembiayaan, salah satunya Kredit Usaha Rakyat (KUR). Selain itu, ada pula program Mekaar yang dijalankan oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dengan basis pembiayaan kelompok.
“Himpunan Bank Milik Negara alias Himbara siap menggelontorkan berbagai skema pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun program pembiayaan berbasis kelompok melalui Mekaar yang dikeluarkan PT Permodalan Nasional Madani (PNM),” jelas Dony.
Menurut data Kementerian UMKM, alokasi dana KUR mencapai Rp300 triliun, dengan sekitar 63 persen diperuntukkan bagi sektor produksi. Sementara itu, program Mekaar PNM telah menjangkau 15 juta nasabah, menjadi bukti nyata bahwa pembiayaan inklusif dapat membantu meningkatkan skala usaha kecil.
Membuka Pasar Baru Lewat Jaringan BUMN
Selain modal, Danantara juga menyiapkan strategi untuk memperluas akses pasar bagi produk-produk UMKM. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan jaringan bisnis BUMN yang luas, mencakup 130 hotel dan 80 rumah sakit. Menurut Dony, kebutuhan amenitas di sektor tersebut akan diarahkan kepada UMKM sehingga mereka dapat memperoleh pasar yang lebih stabil.
“Tentu hotel-hotel ini perlu amenities seperti sabun, odol, alas kaki, dan lain sebagainya. Sesuai arahan Presiden, akan kita serahkan kepada UMKM-UMKM. Demikian juga dengan rumah sakit,” tutur Dony.
Dengan langkah ini, pelaku UMKM bukan hanya mendapat kesempatan untuk memperluas jangkauan produk, tetapi juga memiliki peluang untuk membangun standar kualitas yang sesuai kebutuhan industri perhotelan dan kesehatan.
Pembinaan dan Pendampingan UMKM
Langkah ketiga adalah memperkuat pembinaan. Menurut Dony, Danantara bersama BUMN memiliki program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang diarahkan untuk mendukung UMKM agar naik kelas. Namun, pembinaan tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan membutuhkan kerja sama dengan pihak swasta yang memiliki pengalaman panjang dalam mendampingi pelaku usaha kecil.
“ Kami harap ada follow up programnya dengan Sampoerna, binaan-binaan yang bagus bisa kerja sama dengan Danantara. Kita review dari tahun ke tahun, sudah berapa yang dibina, berapa yang naik kelas. Kami mau real saja, kami gak mau basa-basi, gak ada impact-nya,” jelas Dony yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN.
Sinergi dengan Program Sampoerna
Sejalan dengan itu, Sampoerna melalui payung program keberlanjutan “Sampoerna untuk Indonesia” juga aktif mendukung pengembangan UMKM di Indonesia. Salah satu program unggulan adalah Sampoerna Retail Community (SRC) yang telah membina lebih dari 250.000 toko kelontong di seluruh Indonesia. Program ini mendorong pelaku usaha kecil meningkatkan omzet dan daya saing melalui pelatihan, digitalisasi, serta integrasi teknologi.
Hasil riset Kompas Gramedia (KG) Media menunjukkan bahwa jaringan SRC mampu mencatat omzet Rp236 triliun per tahun, setara dengan 11,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sektor retail nasional tahun 2022.
Selain itu, Sampoerna juga memiliki Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) di Pasuruan, Jawa Timur. Fasilitas seluas 27 hektar tersebut telah melatih lebih dari 97.000 peserta, membina 1.600 UMKM, dengan lebih dari 200 di antaranya berhasil menembus pasar ekspor. Sebanyak 80 persen peserta juga telah terdigitalisasi, membuktikan pentingnya adaptasi teknologi dalam mendorong UMKM bersaing di pasar global.
Kolaborasi untuk Masa Depan UMKM
Kolaborasi antara Danantara, BUMN, dan sektor swasta seperti Sampoerna menjadi salah satu langkah strategis dalam mewujudkan ekosistem UMKM yang lebih kuat dan berdaya saing. Dengan modal yang lebih terjangkau, pasar yang luas, serta pembinaan yang terarah, UMKM Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional.
Pemberdayaan UMKM bukan hanya soal peningkatan skala usaha, tetapi juga menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat. Dukungan penuh yang diberikan Danantara diharapkan mampu melahirkan lebih banyak pelaku UMKM yang siap naik kelas, menguasai pasar domestik, hingga menembus pasar ekspor.
Dengan strategi yang jelas, Danantara menegaskan posisinya sebagai mitra strategis UMKM, sejalan dengan visi pemerintah dalam memperkuat ekonomi kerakyatan. Dukungan ini juga diharapkan dapat menciptakan dampak nyata, bukan sekadar program formalitas, tetapi benar-benar memberikan hasil bagi pelaku usaha kecil di seluruh Indonesia.
Rekomendasi
.jpg)
