Sabtu, 06 September 2025

Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing

Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing
Foto: Apa Itu Impulsive Buying

Jakarta - Apa itu impulsive buying kerap menjadi sorotan dalam kajian perilaku konsumen dan psikologi. Dalam ranah psikologi, sifat impulsif merujuk pada kecenderungan seseorang untuk bertindak secara spontan tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan akibat yang mungkin timbul. 

Walau tidak selalu dikaitkan dengan gangguan psikologis, pola ini dapat berdampak negatif terhadap individu yang mengalaminya.

Dalam konteks kebiasaan berbelanja, pembelian impulsif terjadi saat seseorang melakukan transaksi tanpa perencanaan atau penilaian rasional sebelumnya. 

Baca Juga

17 Makanan Khas Perancis yang Wajib Kamu Tahu, Ada yang Sudah Kamu Coba?

Perilaku ini sering kali didorong oleh rangsangan emosional atau dorongan sesaat, bukan karena kebutuhan nyata. 

Di era pemasaran digital, strategi ini justru dimanfaatkan oleh banyak pelaku usaha untuk mendorong keputusan pembelian yang cepat dari konsumen.

Artikel ini akan mengulas tentang makna pembelian impulsif, apa saja yang menjadi penyebabnya, bagaimana mengenalinya, contoh konkret dari perilaku tersebut, serta kaitannya dengan strategi pemasaran berbasis rasa takut tertinggal atau Fear of Missing Out (FOMO).

Dengan memahami lebih dalam Apa itu impulsive buying, kamu dapat menjadi konsumen yang lebih sadar dan bijak dalam mengambil keputusan finansial.

Apa Itu Impulsive Buying Dalam Digital Marketing?

Apa itu impulsive buying merujuk pada perilaku konsumen yang melakukan pembelian secara mendadak tanpa melalui proses berpikir atau perencanaan sebelumnya. 

Dalam ranah pemasaran digital, fenomena ini kerap muncul saat konsumen tergoda oleh promosi menarik, iklan yang persuasif, atau tekanan emosional tertentu, sehingga mereka mengambil keputusan untuk membeli secara cepat dan tidak rasional.

Menurut Rook dan Fisher (1995), pembelian impulsif adalah keputusan yang terjadi secara spontan, reflektif, dan disertai dorongan emosional yang kuat. 

Dalam konteks digital, stimulus visual, urgensi waktu, dan kemudahan transaksi memperkuat kecenderungan ini. Maka tak heran, strategi pemasaran digital sering kali dirancang untuk memicu reaksi impulsif guna meningkatkan konversi penjualan.

Faktor Pemicu Impulsive Buying

Perilaku belanja yang terjadi secara tiba-tiba umumnya dipicu oleh dorongan emosional, yang membuat seseorang sulit berpikir jernih saat melakukan pembelian. 

Perubahan perasaan yang dipicu oleh berbagai hal mampu mendorong konsumen untuk bertindak spontan dalam berbelanja.

Contoh umum yang sering menjadi pemicu adalah potongan harga besar atau promosi menarik seperti beli satu gratis satu, yang terbukti sangat efektif dalam mendorong keputusan belanja yang tidak direncanakan.

Selain itu, penggunaan alat pembayaran non-tunai seperti kartu debit maupun kredit juga berperan dalam mendorong perilaku ini, karena mengurangi rasa “kehilangan” uang secara langsung.

Secara psikologis, terdapat sejumlah penyebab mengapa seseorang terdorong melakukan pembelian yang tidak direncanakan:

Faktor Psikologis yang Mendorong Pembelian Mendadak

1. Lemahnya pengendalian diri
Individu dengan kontrol diri yang rendah cenderung memiliki emosi yang mudah berubah dan sering kali mengambil keputusan cepat demi memenuhi dorongan sesaat.

2. Rentan terhadap tekanan dan perasaan negatif
Mereka yang mudah terpengaruh oleh tekanan emosional sering menganggap reaksi mereka terlalu berlebihan. 

Untuk meredakan ketegangan tersebut, mereka kerap memilih jalan pintas seperti berbelanja tanpa pikir panjang.

3. Mudah terpengaruh oleh lingkungan
Beberapa orang sangat responsif terhadap elemen visual atau suasana sekitar. 

Misalnya, tampilan produk yang menarik atau atmosfer toko yang nyaman dapat menstimulasi sensasi menyenangkan, yang pada akhirnya mendorong mereka membeli lebih banyak produk dan memperpanjang waktu di toko. 

Dalam belanja online, desain antarmuka situs yang rapi dan navigasi yang mudah juga memiliki efek serupa dalam memicu pembelian spontan.

4. Pola pikir dan keyakinan pribadi
Sebagian individu memegang prinsip bahwa memiliki lebih baik dari cukup adalah hal yang wajar. Pola pikir seperti ini sering membuat mereka menimbun barang melebihi kebutuhan sebenarnya, karena merasa lebih aman atau puas jika memiliki stok berlebih.

Dengan memahami pemicu-pemicu psikologis ini, seseorang dapat mulai mengenali kebiasaan belanja yang tidak sehat dan mengambil langkah lebih bijak dalam mengatur keuangan pribadi.

Faktor Pemicu Terjadinya Pembelian Impulsif

  1. Penawaran dengan batas waktu atau stok yang terbatas seringkali membuat konsumen terdorong untuk membeli secara cepat tanpa menunda.
  2. Visualisasi yang menarik, seperti foto atau video yang memikat, mampu membangkitkan perasaan positif dan memengaruhi keputusan konsumen.
  3. Saran produk yang relevan dengan preferensi atau riwayat pembelian sebelumnya dapat membuat pembeli menambah lebih banyak barang dalam keranjang.
  4. Penggunaan tekanan emosional atau psikologis, seperti memberikan rasa urgensi lewat kalimat “kesempatan terbatas,” dapat memengaruhi pilihan untuk membeli secara spontan.

Indikator Pembelian Impulsif

Walaupun pembelian spontan biasanya terjadi tanpa perencanaan, tidak semua transaksi yang tidak direncanakan bisa dikategorikan sebagai pembelian impulsif. 

Kadang konsumen lupa memasukkan suatu barang dalam daftar belanja, sehingga ketika melihatnya di toko, mereka ikut membeli. Dalam hal ini, pembelian didasarkan pada kebutuhan, bukan dorongan mendadak.

Berdasarkan sumber dari Question Pro dan Artifacts Journal, beberapa ciri pembelian impulsif meliputi:

  • Sering kembali ke tempat yang sama sehingga mendorong pembelian mendadak
  • Merasa terdorong membeli sesuatu meskipun barang itu sebenarnya tidak diperlukan
  • Merasakan kegembiraan atau kepuasan sesaat setelah membeli secara spontan, namun kemudian muncul perasaan menyesal
  • Kerap mengembalikan barang yang dibeli tanpa perencanaan ke tempat asalnya karena penyesalan

Tanda-Tanda Pembelian Spontan lainnya: 

  1. Melakukan pembelian secara tiba-tiba tanpa adanya persiapan atau pemikiran sebelumnya.
  2. Mengambil keputusan untuk membeli dengan sangat cepat, tanpa membandingkan pilihan lain atau harga yang tersedia.
  3. Membeli barang atau jasa yang sesungguhnya tidak dibutuhkan atau tidak ada dalam rencana awal pembelian.

Contoh Impulsive Buying

  1. Penjualan kilat di sebuah platform belanja daring memberikan potongan harga signifikan untuk produk tertentu dalam waktu singkat. Hal ini memicu konsumen untuk membeli secara spontan.
  2. Seorang pengguna media sosial melihat promosi menarik mengenai produk terbaru dengan potongan harga khusus. Tanpa banyak pertimbangan, ia segera melakukan pembelian.

Hubungan Impulsive Buying dan FOMO Marketing

Keterkaitan antara pembelian impulsif dan pemasaran yang memanfaatkan rasa takut kehilangan kesempatan sangat erat. 

Rasa takut ketinggalan atau kehilangan peluang yang menarik sering dimanfaatkan oleh strategi pemasaran untuk mendorong konsumen mengambil keputusan cepat. 

Strategi ini menciptakan tekanan emosional yang memicu konsumen bertindak spontan saat membeli produk atau layanan. 

Dalam persaingan dunia pemasaran digital, memahami bagaimana tekanan psikologis ini memengaruhi perilaku konsumen sangat penting untuk merancang metode yang efektif dalam meningkatkan penjualan. 

Meski demikian, penerapan strategi tersebut harus tetap memperhatikan aspek etika agar konsumen merasa dihargai dan kebutuhan mereka terpenuhi dengan baik.

Sebagai penutup, Apa itu impulsive buying menjadi kunci penting untuk memahami perilaku konsumen yang sering melakukan pembelian tanpa perencanaan matang. 

Fenomena ini dipengaruhi oleh berbagai faktor emosional dan situasional yang dapat dimanfaatkan dalam strategi pemasaran digital. 

Dengan mengenali ciri-ciri dan pemicunya, pelaku bisnis dapat merancang pendekatan yang tepat, sekaligus membantu konsumen membuat keputusan yang lebih sadar dan bertanggung jawab.

Sukirno

Sukirno

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

17 Makanan Khas Perancis yang Wajib Kamu Tahu, Ada yang Sudah Kamu Coba?

17 Makanan Khas Perancis yang Wajib Kamu Tahu, Ada yang Sudah Kamu Coba?

Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing

Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing

Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing

Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing

Kuliner Pisang Epe Makassar Favorit Wisatawan

Kuliner Pisang Epe Makassar Favorit Wisatawan

Generasi Sehat Terbentuk Lewat Pendidikan Kesehatan

Generasi Sehat Terbentuk Lewat Pendidikan Kesehatan