Hasil Kongres PSSI 2025: Daerah Jadi Ujung Tombak Pembangunan Sepak Bola Nasional
- Kamis, 05 Juni 2025

JAKARTA – Kongres Biasa PSSI 2025 telah memberikan beberapa keputusan strategis yang berpotensi mengubah arah sepak bola nasional Indonesia. Salah satu hasil yang paling menarik adalah perubahan Statuta PSSI 2025, yang memberikan wewenang lebih besar kepada daerah untuk mengembangkan sepak bola secara merata di seluruh Indonesia. Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, mengungkapkan bahwa perubahan ini menjadikan Asosiasi Provinsi PSSI (Asprov), Asosiasi Kota PSSI (Askot), dan Asosiasi Kabupaten PSSI (Askab) sebagai ujung tombak dalam pengelolaan dan pengembangan sepak bola Indonesia.
Pentingnya Peran Daerah dalam Pembangunan Sepak Bola Nasional
Erick Thohir menjelaskan bahwa perubahan Statuta PSSI yang disetujui dalam Kongres Biasa tersebut akan memastikan bahwa sepak bola nasional tidak hanya bergantung pada PSSI di tingkat pusat. Melainkan, peran daerah, termasuk Asprov, Askot, dan Askab, akan diperkuat. "Perubahan ini menandakan bahwa ujung tombak pengembangan sepak bola Indonesia sekarang berada di daerah-daerah. Tidak hanya fokus di level nasional, tetapi juga memastikan pengembangan merata hingga ke tingkat provinsi dan kabupaten," kata Erick dalam konferensi pers di Jakarta.
Baca Juga17 Makanan Khas Perancis yang Wajib Kamu Tahu, Ada yang Sudah Kamu Coba?
Dengan perubahan ini, Asprov PSSI akan memiliki peran yang jauh lebih besar dalam pengelolaan sepak bola di daerah masing-masing. Selain itu, untuk mempermudah pengembangan sepak bola, ketua Asprov PSSI nantinya juga akan memiliki hak untuk menunjuk ketua Askot dan Askab PSSI. “Selama ini, koordinasi antara Asprov dan Askot seringkali sulit. Dengan adanya sinergi ini, pengelolaan sepak bola akan lebih terstruktur dan lebih mudah,” ujar Erick.
Fleksibilitas Kompetisi: Liga 4 dan Liga 3 Sebagai Solusi
Perubahan dalam Statuta PSSI 2025 ini akan membawa fleksibilitas dalam penyelenggaraan kompetisi, seperti Liga 4. Erick Thohir mengungkapkan bahwa Liga 4 akan digelar di kota-kota kecil selama empat bulan, dengan juaranya kemudian melaju ke tingkat provinsi untuk bermain di Liga 3. "Fleksibilitas ini akan memastikan kesinambungan kompetisi. Liga 4 akan dimainkan di kota-kota kecil, dan juaranya akan naik ke provinsi untuk bertanding di Liga 3. Ini memberikan kesempatan lebih besar bagi kota-kota yang memiliki fasilitas terbatas untuk berkompetisi," jelas Erick.
Erick memberikan contoh konkret mengenai Bali, yang terdiri dari sembilan kabupaten/kota dengan lebih dari 50 klub. Namun, hanya dua kota yang memiliki jumlah klub yang cukup untuk menyelenggarakan kompetisi. "Fleksibilitas ini sangat penting. Dengan kolaborasi antara Asprov dan Askot, pengelolaan kompetisi bisa disesuaikan dengan kebutuhan daerah,” tambah Erick.
Dengan adanya kerja sama yang lebih erat antara Asprov dan Askot, kompetisi sepak bola akan lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-masing daerah, meskipun dengan tantangan geografis yang besar.
Mengatasi Tantangan Geografis dan Infrastruktur
Erick Thohir juga menyoroti masalah geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, yang membuat pengelolaan sepak bola sering kali terkendala oleh jarak tempuh yang jauh. “Indonesia terdiri dari 17.000 pulau. Dari satu pulau ke pulau lainnya bisa memakan waktu hingga 8 jam perjalanan. Jika kita hanya mengandalkan sistem zonasi yang kaku, akan sulit untuk mengatur kompetisi,” ujar Erick. Untuk mengatasi hal ini, dengan adanya perubahan dalam Statuta PSSI, Asprov dan Askot dapat bekerja lebih fleksibel dalam mengatur kompetisi di daerah-daerah yang jauh atau terisolasi.
Contohnya adalah wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, yang meskipun secara geografis lebih dekat, seringkali terhambat oleh jarak dan biaya. “Jika Asprov dan Askot bersinergi, mereka dapat menyelesaikan masalah seperti ini. Misalnya, Asprov Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara dapat bekerjasama dalam mengatur kompetisi agar lebih efisien,” tambah Erick.
Dukungan Pemerintah: Prabowo Subianto Jadi Dewan Kehormatan PSSI
Salah satu keputusan penting dalam Kongres Biasa PSSI adalah penunjukan Presiden Prabowo Subianto sebagai Dewan Kehormatan PSSI. Erick Thohir menyatakan bahwa penunjukan tersebut merupakan simbol bahwa PSSI dan pemerintah bekerja sama untuk memajukan sepak bola Indonesia. "Dengan adanya Dewan Kehormatan yang dipimpin oleh Presiden Prabowo, kami menunjukkan bahwa PSSI dan pemerintah sejalan dalam upaya untuk memajukan sepak bola nasional," ujar Erick.
Revisi Statuta PSSI dan Konsolidasi di Bulan Juni
PSSI juga mengumumkan bahwa akan ada revisi statuta lebih lanjut, dengan mempertimbangkan masukan dari Asprov dan pihak terkait lainnya. Erick mengungkapkan bahwa setelah bulan Juni 2025, PSSI akan mengadakan roadshow konsolidasi sepak bola nasional untuk mendengarkan masukan dari seluruh Asprov di seluruh Indonesia. “Kami tidak ingin berpuas diri dengan pencapaian timnas di 2024 dan 2025. Dunia sepak bola terus berkembang, dan kita harus tetap bergerak maju,” tegas Erick.
Erick menambahkan bahwa PSSI akan berfokus pada regenerasi pemain dan pelatih serta menciptakan struktur yang lebih baik dalam pengelolaan kompetisi untuk memajukan sepak bola di Indonesia.
Perubahan Statuta PSSI 2025 memberi peran lebih besar kepada daerah dalam pengembangan sepak bola.
Asprov PSSI kini memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mengelola kompetisi dan pengembangan sepak bola di daerah.
Liga 4 dan Liga 3 akan dijalankan dengan lebih fleksibel, memberikan kesempatan bagi daerah dengan keterbatasan infrastruktur untuk berkompetisi.
Sinergi antara Asprov dan Askot akan mengatasi masalah geografis dan jarak jauh antar daerah.
Penunjukan Prabowo Subianto sebagai Dewan Kehormatan PSSI menegaskan dukungan pemerintah terhadap perkembangan sepak bola Indonesia.
Konsolidasi sepak bola nasional akan dilakukan pada bulan Juni 2025 untuk memastikan masukan dari seluruh pihak.
"Kami tidak bisa membangun sepak bola hanya dari pusat, semua pihak harus terlibat. Daerah harus menjadi ujung tombak untuk menciptakan sepak bola Indonesia yang lebih merata dan berkelanjutan," tutup Erick Thohir.

Sindi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
17 Makanan Khas Perancis yang Wajib Kamu Tahu, Ada yang Sudah Kamu Coba?
- Sabtu, 06 September 2025
Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing
- Sabtu, 06 September 2025
Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing
- Sabtu, 06 September 2025
Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing
- Sabtu, 06 September 2025
Terpopuler
1.
11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!
- 06 September 2025
2.
Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung
- 06 September 2025
3.
Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat
- 06 September 2025
4.
Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya
- 06 September 2025