Merawat Politik Kebangsaan: Pancasila sebagai Titik Temu Semua Kekuatan Politik
- Rabu, 04 Juni 2025

JAKARTA – Pancasila kembali menjadi panggung penting dalam kehidupan politik nasional Indonesia. Lebih dari sekadar dasar negara, Pancasila menjadi titik temu semua kekuatan politik di negeri ini. Tidak hanya merekatkan cita-cita dan ideologi, momen peringatan Hari Lahir Pancasila juga bertransformasi menjadi ajang rekonsiliasi para tokoh bangsa yang selama ini berada di jalur politik berbeda.
Pada peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini, Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri, dalam suasana yang penuh kehangatan dan rasa hormat. Pertemuan ini menjadi sinyal positif bahwa elite politik di Tanah Air mampu menjaga ruang dialog yang sehat, santun, dan penuh kesadaran akan tanggung jawab kebangsaan.
Pancasila: Lebih dari Warisan Sejarah, Inti Perjuangan Politik
Baca Juga15 Tempat Wisata di Sukabumi 2025 Terbaik yang Indah Untuk Dikunjungi
Hari Lahir Pancasila bukan sekadar momen bersejarah yang diperingati setiap 1 Juni. Bagi banyak tokoh politik, Pancasila memiliki makna lebih dalam, sebagai fondasi ideologi sekaligus spirit perjuangan politik mereka. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa Pancasila bukan hanya sekadar warisan dari ayahandanya, Presiden Soekarno, melainkan juga inti dari perjuangan politik partainya.
“Pancasila adalah pondasi utama perjuangan politik kami di PDI Perjuangan. Ia mengikat seluruh elemen bangsa dalam semangat persatuan dan kesatuan,” ujar Megawati dalam sambutannya di acara peringatan Hari Lahir Pancasila.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto yang juga hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa Pancasila merupakan fondasi legitimasi politik yang harus dijaga dan diamalkan oleh seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali. Menurut Prabowo, Pancasila adalah sumber kekuatan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Pancasila adalah landasan yang kokoh bagi legitimasi politik kita. Ini harus terus kita rawat bersama sebagai perekat kebangsaan,” tegas Prabowo dalam pertemuan yang disiarkan secara nasional.
Politik Kebangsaan: Menjaga Ruang Dialog di Tengah Perbedaan
Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini menyajikan pelajaran berharga tentang pentingnya merawat politik kebangsaan. Meskipun Indonesia memiliki banyak partai dan tokoh politik yang berbeda pandangan, momen ini menunjukkan bahwa perbedaan tersebut bukan penghalang untuk menjaga komunikasi yang baik dan saling menghormati.
“Pertemuan kami hari ini bukan hanya simbol, tetapi wujud nyata bagaimana ruang dialog dan kesantunan dalam bernegara harus terus dijaga,” kata Megawati. Ia menambahkan bahwa perbedaan politik justru harus dijadikan kekuatan untuk memperkuat persatuan bangsa.
Sementara itu, Prabowo juga mengingatkan bahwa dalam dinamika politik, saling menghormati dan mengedepankan kepentingan bangsa jauh lebih penting daripada sekadar kepentingan kelompok atau partai. “Kita semua adalah bagian dari bangsa yang sama, jadi mari kita jaga kebersamaan ini dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Pancasila sebagai Pilar Identitas Nasional dan Ideologi Politik
Sejak kelahirannya pada 1 Juni 1945, Pancasila telah berperan sebagai pilar utama identitas nasional Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila menjadi landasan bagi seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak heran jika banyak tokoh politik menjadikan Pancasila sebagai rujukan utama dalam menyusun strategi dan visi politik mereka.
Pancasila mengandung nilai-nilai kebersamaan, keadilan sosial, kemanusiaan yang adil dan beradab, serta ketuhanan yang Maha Esa. Nilai-nilai tersebut menjadi pegangan moral dan etika dalam berbagai kebijakan dan sikap politik.
“Tanpa Pancasila, sulit bagi kita membangun harmoni dan kebersamaan di tengah keragaman bangsa ini,” ujar pakar ilmu politik Universitas Indonesia, Prof. Dr. Hendra Wijaya, menanggapi peringatan Hari Lahir Pancasila.
Rekonsiliasi dan Harapan Baru bagi Politik Indonesia
Pertemuan antara Presiden Prabowo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di peringatan Hari Lahir Pancasila ini diharapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat rekonsiliasi nasional. Di tengah tantangan politik yang kerap memunculkan polarisasi, momen ini menunjukkan bahwa masih ada ruang besar untuk membangun dialog dan kebersamaan.
“Pertemuan ini memberikan harapan baru bahwa elite politik Indonesia bisa bersatu dalam kerangka kebangsaan, meskipun berbeda dalam beberapa hal,” kata pengamat politik dari Lembaga Kajian Strategis, Andi Rahman.
Lebih jauh, rekonsiliasi ini diharapkan dapat menjadi fondasi bagi terciptanya politik yang lebih sehat, konstruktif, dan berorientasi pada kepentingan rakyat banyak, bukan hanya kepentingan sesaat kelompok tertentu.
Menjaga Semangat Pancasila di Era Politik Modern
Menghadapi dinamika politik di era modern yang semakin kompleks, semangat Pancasila harus terus dijaga dan diaplikasikan dalam sikap dan tindakan para pemimpin serta masyarakat. Pancasila harus menjadi perekat yang mengatasi gesekan-gesekan politik yang bisa mengancam persatuan bangsa.
Ketua DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menegaskan bahwa Pancasila harus menjadi panduan utama dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. “Kita harus menjaga nilai-nilai Pancasila agar tetap relevan di era globalisasi dan teknologi,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Prabowo menambahkan bahwa pengamalan Pancasila juga harus disertai dengan kesadaran politik yang tinggi dari seluruh elemen bangsa. “Pancasila bukan hanya slogan, tetapi harus menjadi tindakan nyata dalam kehidupan berbangsa,” kata Prabowo.
Pancasila sebagai Perekat Bangsa
Peringatan Hari Lahir Pancasila kembali mengingatkan seluruh elemen bangsa akan pentingnya merawat nilai-nilai dasar yang menjadi landasan bernegara. Pertemuan hangat Presiden Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri menjadi simbol bahwa politik kebangsaan dapat dijalankan dengan santun dan penuh hormat, meskipun berbeda pandangan.
Pancasila tetap menjadi titik temu bagi semua kekuatan politik di Indonesia, sebuah pilar ideologi yang kuat dan sumber inspirasi dalam membangun bangsa yang adil, makmur, dan bersatu.
“Pancasila adalah milik kita bersama, kekuatan kita bersama, dan masa depan kita bersama,” tutup Megawati dalam pernyataannya.

Sindi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
15 Tempat Wisata di Sukabumi 2025 Terbaik yang Indah Untuk Dikunjungi
- Sabtu, 06 September 2025
Terpopuler
1.
Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung
- 06 September 2025
2.
Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat
- 06 September 2025
3.
Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya
- 06 September 2025
4.
5.
Mengenal 11 Makanan Khas Bekasi yang Kaya Rasa dan Cerita
- 06 September 2025