Dokter Ungkap Usia Paling Banyak Pasien Batu Ginjal di Indonesia
JAKARTA - Batu ginjal merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup umum terjadi di masyarakat Indonesia. Kondisi ini terjadi ketika zat-zat tertentu dalam urine, seperti kalsium, asam urat, atau oksalat, menggumpal dan membentuk kristal keras di dalam ginjal. Batu ginjal bisa menimbulkan nyeri hebat, gangguan berkemih, bahkan komplikasi serius bila tidak segera ditangani.
Meski batu ginjal bisa menyerang siapa saja, ada kelompok usia tertentu yang lebih rentan mengalami kondisi ini. Faktor usia berhubungan erat dengan gaya hidup, pola makan, hingga kondisi metabolisme tubuh yang berubah seiring bertambahnya usia. Lantas, berapa sebenarnya usia yang paling sering mengalami batu ginjal?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Kompas.com mewawancarai Prof. dr. Ponco Birowo, SpU (K), PhD, dokter spesialis urologi dari Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Menurut beliau, pasien batu ginjal kebanyakan berasal dari rentang usia dewasa produktif, yakni 30 hingga 60 tahun.
Baca Juga20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri
“Pada usia itu, gaya hidup dan pola makan, seperti kurang minum air putih, konsumsi tinggi garam atau protein hewani, serta kurangnya aktivitas fisik mulai memberikan dampak nyata terhadap kesehatan saluran kemih,” jelas Prof. Ponco.
Faktor Risiko Batu Ginjal pada Usia 30-60 Tahun
Menurut Prof. Ponco, rentang usia 30 sampai 60 tahun menjadi usia di mana batu ginjal paling banyak ditemukan karena kombinasi berbagai faktor gaya hidup. Kurangnya konsumsi air putih merupakan salah satu penyebab utama, karena air membantu melarutkan zat-zat pembentuk batu dalam urine. Selain itu, pola makan yang kaya akan garam dan protein hewani meningkatkan kadar kalsium dan asam urat dalam tubuh, yang dapat mengkristal menjadi batu ginjal.
Selain itu, kurangnya aktivitas fisik juga memperburuk kondisi metabolisme, memperlambat proses pembuangan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh melalui urine. Akibatnya, kristal yang seharusnya terlarut justru mengendap dan membentuk batu.
Batu Ginjal Bisa Terjadi pada Semua Usia
Meski demikian, usia bukan satu-satunya faktor risiko terjadinya batu ginjal. Prof. Ponco menjelaskan bahwa kelainan anatomi pada saluran kemih juga dapat menjadi penyebab munculnya batu ginjal, bahkan pada usia muda atau anak-anak.
“Pada orang yang memiliki kelainan anatomi saluran kemih, seperti saluran yang sempit, berkelok-kelok, atau bentuk ginjal yang tidak normal sejak lahir, risiko pembentukan batu bisa muncul lebih awal, bahkan sejak usia muda,” ujar Prof. Ponco.
Kelainan ini menyebabkan aliran urine menjadi tidak lancar sehingga endapan lebih mudah terbentuk dan berkembang menjadi batu ginjal. Selain itu, faktor risiko lain seperti infeksi saluran kemih berulang, gangguan metabolik, serta riwayat keluarga juga memperbesar kemungkinan seseorang mengalami batu ginjal.
“Jadi, siapa saja, baik anak-anak, dewasa, maupun lansia, penting untuk mewaspadai penyakit ini, terutama bila terdapat faktor risiko tambahan,” tambahnya.
Gejala Batu Ginjal yang Perlu Diwaspadai
Gejala batu ginjal dapat bervariasi tergantung pada ukuran batu, letaknya di saluran kemih, serta apakah batu tersebut menyebabkan sumbatan atau infeksi. Prof. Ponco memaparkan beberapa gejala umum yang dialami oleh pasien batu ginjal, di antaranya nyeri hebat di pinggang yang datang tiba-tiba dan hilang timbul, nyeri saat buang air kecil, sering buang air kecil, hingga urine berwarna merah karena bercampur darah.
“Ada juga pasien yang sama sekali tidak merasakan gejala, terutama jika batu yang terbentuk kecil dan tidak menyumbat aliran urine,” jelas Prof. Ponco.
Namun, kondisi batu ginjal yang tidak terdeteksi dan tidak ditangani dapat berujung pada komplikasi serius, termasuk infeksi saluran kemih, demam tinggi, dan bahkan gagal ginjal.
“Dalam kondisi tertentu, batu ginjal dapat menyebabkan infeksi, demam, hingga gagal ginjal bila tidak segera ditangani,” tegas Prof. Ponco.
Pentingnya Deteksi Dini dan Pemeriksaan Rutin
Mengacu pada risiko dan gejala tersebut, Prof. Ponco menganjurkan agar masyarakat tidak mengabaikan keluhan nyeri hebat di pinggang maupun gangguan pada saluran kemih. Pemeriksaan kesehatan ke dokter spesialis urologi sangat dianjurkan jika merasakan keluhan tersebut.
Selain itu, pemeriksaan kesehatan secara rutin minimal setahun sekali sangat penting untuk mendeteksi batu ginjal sejak dini, bahkan sebelum menimbulkan gejala.
“Pemeriksaan berkala dapat membantu mendeteksi batu sejak dini sebelum menimbulkan komplikasi yang lebih serius,” ujar Prof. Ponco.
Batu ginjal menjadi masalah kesehatan yang banyak dialami masyarakat, terutama pada kelompok usia 30-60 tahun. Faktor utama yang memengaruhi adalah pola hidup dan pola makan yang kurang sehat, serta kurangnya konsumsi air putih dan aktivitas fisik. Meski demikian, batu ginjal juga bisa muncul pada usia muda atau anak-anak apabila ada kelainan anatomi atau faktor risiko lain.
Gejala batu ginjal bervariasi mulai dari nyeri pinggang hebat, gangguan berkemih, hingga urine berdarah. Karena potensi komplikasi yang serius, deteksi dini melalui pemeriksaan rutin sangat dianjurkan. Jangan abaikan nyeri pinggang hebat atau gejala saluran kemih lainnya, segera konsultasikan ke dokter spesialis urologi untuk penanganan tepat.
Rekomendasi
.jpg)
