Kinerja Perbankan Sulsel Tumbuh Moderat di Tengah Perekonomian yang Membaik
- Sabtu, 10 Mei 2025

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkapkan bahwa kinerja perbankan di wilayah tersebut hingga Maret 2025 menunjukkan tren pertumbuhan yang moderat, meskipun sektor ekonomi Sulsel menunjukkan perkembangan yang cukup positif. Data terbaru yang dirilis OJK mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Sulsel pada kuartal I/2025 tercatat mencapai 5,78% year-on-year (YoY), angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya berada di angka 4,87%. Namun, kinerja perbankan yang tercatat pada periode yang sama tidak sepenuhnya mencerminkan angka positif tersebut.
Perkembangan Aset dan Kredit Perbankan Sulsel
Sementara sektor ekonomi Sulsel menunjukkan angka yang menggembirakan, kinerja perbankan di daerah ini terpantau masih tumbuh moderat. Berdasarkan data yang dirilis oleh OJK, total aset perbankan Sulsel pada Maret 2025 tercatat sebesar Rp204,99 triliun, yang mengalami kenaikan sebesar 5,91% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,55% YoY, dengan total terhimpun sebesar Rp137,34 triliun. Di sisi lain, penyaluran kredit oleh perbankan Sulsel tercatat mencapai Rp165,78 triliun, yang juga tumbuh 3,76% YoY.
Baca Juga
Meskipun ada pertumbuhan positif, angka-angka ini masih tergolong moderat jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi yang tercatat di Sulsel pada kuartal pertama 2025. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara sektor ekonomi riil dan sektor perbankan di daerah ini. Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik tidak sepenuhnya diikuti dengan peningkatan sektor perbankan yang signifikan.
Sektor Pertanian Menjadi Penopang Utama Ekonomi Sulsel
Menurut Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Budi Susetiyo, sektor pertanian menjadi faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi Sulsel pada kuartal pertama 2025. Peningkatan produksi pangan, terutama padi, mencatatkan angka yang sangat signifikan, yakni kenaikan sebesar 139% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, beberapa komoditas pertanian lainnya juga mengalami peningkatan yang menggembirakan.
Budi Susetiyo mengungkapkan bahwa sektor pertanian di Sulsel memang memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Namun, meskipun sektor pertanian tumbuh pesat, banyak petani yang tidak mengonversi hasil panennya menjadi uang tunai. Alih-alih menabung atau berinvestasi di bank, banyak petani yang memilih untuk menyimpan hasil panen mereka dalam bentuk barang atau komoditas lain, seperti emas dan produk olahan.
Tantangan bagi Perbankan Sulsel: Kepercayaan dan Kebiasaan Menabung Petani
Budi Susetiyo menambahkan bahwa salah satu tantangan besar yang dihadapi perbankan di Sulsel adalah rendahnya tingkat kepercayaan petani terhadap lembaga perbankan. Meski sektor pertanian mengalami lonjakan hasil yang signifikan, sebagian besar petani lebih memilih untuk mengonversi hasil panen mereka ke dalam bentuk barang seperti emas atau produk olahan. Hal ini menjadi pertanyaan besar, mengingat sistem perbankan dapat memberikan banyak manfaat, terutama dalam hal kemudahan transaksi dan pengelolaan keuangan.
“Petani banyak yang memilih untuk menyimpan hasil panen mereka dalam bentuk komoditas, seperti emas atau produk olahan. Tentu ini menjadi pertanyaan besar, apakah mereka belum sepenuhnya percaya pada bank, ataukah mereka memang merasa lebih nyaman menyimpan hasil panennya dalam bentuk yang lebih mudah diakses atau disimpan dalam jangka panjang,” ungkap Budi dalam sesi konferensi pers di Makassar.
Contoh nyata dari fenomena ini dapat dilihat pada petani cengkeh di Bulukumba. Banyak petani yang tidak langsung menjual hasil panennya, melainkan memilih untuk mengawetkan cengkeh tersebut, karena produk yang diawetkan dapat disimpan selama bertahun-tahun dan dijual secara bertahap. Para petani berharap agar dengan menjual cengkeh secara bertahap, mereka dapat memperoleh harga yang lebih maksimal.
Penyebab Kesenjangan: Pengaruh Kebiasaan Sektor Pertanian terhadap Perbankan
Menurut Budi, fenomena ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kinerja perbankan di Sulsel tidak sepenuhnya mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang positif. Petani yang lebih memilih untuk menyimpan hasil panen dalam bentuk komoditas atau instrumen lain seperti emas, mengindikasikan bahwa masih ada ketidakpercayaan terhadap perbankan. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi OJK dan perbankan di Sulsel untuk lebih giat dalam mengedukasi masyarakat, khususnya para pelaku sektor pertanian, mengenai manfaat menyimpan uang mereka di bank.
“Ini menjadi pekerjaan rumah buat kita semua untuk bisa menarik masyarakat sektor pertanian agar mau menyimpan uangnya di perbankan ke depannya,” ujar Budi.
Peran OJK dalam Meningkatkan Kepercayaan Sektor Pertanian terhadap Perbankan
Pihak OJK berharap agar sektor perbankan di Sulsel lebih aktif dalam menyosialisasikan produk-produk perbankan yang sesuai dengan kebutuhan petani. Salah satunya adalah produk tabungan atau deposito dengan bunga yang kompetitif serta kemudahan akses yang dapat memudahkan petani dalam mengelola keuangan mereka.
Selain itu, peran OJK dalam memberikan edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya menabung di bank juga menjadi salah satu langkah strategis yang perlu dilakukan. Meningkatkan literasi keuangan di kalangan petani menjadi hal yang sangat penting untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan.

David
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung
- 06 September 2025
2.
Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat
- 06 September 2025
3.
Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya
- 06 September 2025
4.
5.
Mengenal 11 Makanan Khas Bekasi yang Kaya Rasa dan Cerita
- 06 September 2025