
JAKARTA - Mencapai kebebasan finansial adalah impian banyak orang. Salah satu cara untuk mencapainya adalah melalui investasi. Dengan berinvestasi, risiko kehilangan daya beli akibat inflasi bisa diminimalkan. Penting bagi setiap investor, terutama pemula, untuk memahami strategi dan jenis investasi yang tersedia agar tujuan finansial dapat tercapai. Berikut ini adalah enam produk investasi paling populer di Indonesia yang bisa menjadi pertimbangan untuk memulai perjalanan finansialmu.
1. Deposito
Deposito termasuk salah satu pilihan investasi yang cukup diminati di Indonesia. Produk ini menawarkan risiko rendah dibandingkan jenis investasi lain, sekaligus memberikan bunga lebih tinggi dibanding tabungan biasa. Karena alasan tersebut, deposito sering menjadi langkah pertama bagi investor pemula.
Baca Juga
Deposito memiliki berbagai jangka waktu, mulai dari 1, 3, 6, 12, hingga 36 bulan, dengan tingkat bunga rata-rata dimulai sekitar 2 persen. Setiap bank menetapkan suku bunga dan ketentuan yang berbeda, tergantung kebijakan masing-masing.
Semakin besar dana yang disimpan, semakin tinggi keuntungan yang diperoleh. Namun, dana tidak dapat dicairkan sebelum jatuh tempo karena sifat deposito yang tidak fleksibel. Pencairan sebelum waktu yang ditentukan akan dikenakan denda.
2. Emas
Emas adalah salah satu produk investasi yang telah dikenal luas di masyarakat Indonesia. Keunggulannya adalah risiko yang rendah dan perlindungan terhadap inflasi. Nilainya cenderung stabil dan meningkat dari tahun ke tahun. Dibandingkan investasi lain, emas lebih mudah dicairkan.
Investasi emas fisik dapat berupa perhiasan, batangan, koin, atau melalui platform digital. Investasi emas online memungkinkan investor membeli dan menyimpan emas secara digital, sehingga risiko kehilangan atau pencurian dapat diminimalkan. Meski demikian, risiko keamanan tetap ada, seperti peretasan platform. Oleh sebab itu, penting memilih perusahaan investasi emas online yang terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
3. Properti
Properti adalah jenis investasi lain yang selalu diminati. Harga properti umumnya meningkat setiap tahun, sehingga cocok untuk investasi jangka panjang. Namun, properti tergolong kurang likuid karena membutuhkan waktu untuk dijual.
Meski demikian, investasi properti tetap populer karena beberapa alasan: risiko penurunan harga sangat rendah, tahan terhadap inflasi, dan dapat menghasilkan pendapatan tambahan melalui penyewaan. Tantangannya, properti membutuhkan biaya perawatan agar nilainya tetap terjaga, serta risiko kerusakan bangunan yang harus diperhitungkan.
4. Obligasi
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan untuk mendapatkan dana. Investor yang membeli obligasi akan menerima bunga atau kupon yang biasanya lebih tinggi dibanding deposito. Terdapat juga obligasi zero coupon yang dijual dengan diskon dan dibayarkan penuh saat jatuh tempo.
Investasi obligasi cocok untuk jangka menengah hingga panjang, mulai dari 1 hingga 10 tahun. Risiko yang perlu diperhatikan termasuk kemungkinan pencairan dana sebelum jatuh tempo dan kebangkrutan penerbit obligasi. Obligasi pemerintah umumnya memiliki risiko rendah.
5. Saham
Saham merupakan bukti kepemilikan perusahaan. Ada saham biasa dan preferen. Besar kecilnya modal yang ditanamkan menentukan hak, kewajiban, dan potensi keuntungan investor. Keuntungan dari saham diperoleh melalui capital gain (selisih harga jual dan beli) atau dividen (laba yang dibagikan perusahaan).
Risiko saham cukup tinggi karena harga pasar bisa turun sewaktu-waktu. Oleh karena itu, saham kurang direkomendasikan bagi investor pemula tanpa pemahaman mendalam. Namun, bagi yang siap belajar, saham tetap bisa menjadi instrumen investasi yang menguntungkan.
6. Reksadana
Reksadana adalah wadah pengumpulan dana dari beberapa investor yang kemudian dikelola oleh manajer investasi profesional. Dana ini dapat diinvestasikan ke berbagai instrumen, seperti saham dan obligasi.
Kelebihan reksadana adalah risikonya lebih rendah dibandingkan saham karena dikelola oleh profesional. Modal awal yang dibutuhkan pun relatif kecil, bahkan mulai dari Rp10.000. Namun, ada biaya tambahan seperti biaya manajer investasi dan kustodian. Risiko tetap ada, terutama jika manajer investasi tidak bertanggung jawab atau jika memilih jenis reksadana berisiko tinggi, seperti reksadana saham.
Dengan mengenal keenam produk investasi ini, investor dapat menyesuaikan pilihannya dengan profil risiko dan tujuan finansial masing-masing. Setiap jenis investasi memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangan yang berbeda. Kuncinya adalah memahami produk yang dipilih agar perjalanan menuju kebebasan finansial dapat berjalan lebih lancar.
Apakah kamu sudah menemukan jenis investasi yang cocok untuk memulai langkah menuju kebebasan finansial? Dengan strategi dan pengetahuan yang tepat, setiap orang memiliki kesempatan untuk mencapai tujuan finansialnya.

Sindi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Prabowo Subianto Komitmen Dirikan 500 Sekolah Rakyat
- 12 September 2025
2.
Kemenpar Dorong Bangka Belitung Jadi Destinasi Wisata Dunia
- 12 September 2025
3.
Menbud Umumkan 27 September Sebagai Hari Komedi Nasional
- 12 September 2025
4.
Cara Praktis Menonaktifkan WhatsApp Akun 2025
- 12 September 2025
5.
Hari Ini Keenam Shio Raih Keberuntungan Luar Biasa
- 12 September 2025