Sabtu, 06 September 2025

Produksi Minyak Global Naik, Harga Turun Tipis

Produksi Minyak Global Naik, Harga Turun Tipis
Produksi Minyak Global Naik, Harga Turun Tipis

JAKARTA - Harga minyak dunia mengalami penurunan tipis pada perdagangan Senin, 1 September 2025, setelah pasar merespons peningkatan produksi global dan kekhawatiran terkait tarif baru dari Amerika Serikat. Pergerakan ini menandai adanya tekanan dari sisi pasokan, meski faktor geopolitik masih memengaruhi sentimen pasar.

Minyak mentah Brent tercatat turun 12 sen atau 0,18 persen menjadi 67,36 Dolar AS per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) melemah 13 sen atau 0,2 persen ke posisi 63,88 Dolar AS per barel. Aktivitas perdagangan diperkirakan lebih sepi karena libur bank di AS, sehingga fluktuasi harga cenderung terbatas.

Pasar minyak global tetap berada di bawah bayang-bayang konflik Rusia-Ukraina yang belum mereda. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menegaskan akan membalas serangan drone Rusia yang menargetkan fasilitas listrik di utara dan selatan negara tersebut. Dalam beberapa pekan terakhir, kedua pihak saling melancarkan serangan udara yang menekan infrastruktur energi dan berdampak pada ekspor minyak Rusia.

Baca Juga

Harga BBM Terbaru Berlaku Seluruh SPBU

Data terbaru dari pelacakan kapal tanker menunjukkan pengiriman minyak Rusia dari pelabuhannya menurun ke level terendah dalam empat minggu terakhir, hanya sekitar 2,72 juta barel per hari. Analis dari ANZ menilai kondisi ini membuat pasar tetap waspada terhadap kemungkinan gangguan pasokan, meski tekanan dari sisi produksi global terus meningkat.

Selain faktor geopolitik, perhatian investor juga tertuju pada pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan berlangsung pada 7 September 2025. Pertemuan tersebut diperkirakan akan memberikan sinyal mengenai potensi peningkatan produksi dari negara-negara produsen minyak utama, yang dapat memengaruhi keseimbangan pasar di sisa tahun ini.

Peningkatan produksi minyak mentah juga terjadi di Amerika Serikat. Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa pada Juni 2025, produksi AS naik 133.000 barel per hari menjadi 13,58 juta barel per hari. Kenaikan ini menegaskan posisi AS sebagai salah satu produsen utama di dunia, sekaligus menambah tekanan pada harga global.

Kenaikan pasokan dari AS dan kemungkinan tambahan produksi dari OPEC+ menjadi salah satu faktor utama pelemahan harga minyak dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini kontras dengan situasi geopolitik yang cenderung menahan harga agar tetap tinggi. Dengan demikian, pasar saat ini berada dalam posisi yang berhati-hati, mengimbang antara risiko gangguan pasokan dan tekanan dari surplus produksi.

Situasi pasar minyak juga mencerminkan dinamika global yang kompleks. Di satu sisi, konflik Rusia-Ukraina masih menjadi pemicu volatilitas. Di sisi lain, produksi meningkat di negara-negara utama, sehingga potensi penurunan harga tetap ada. Kombinasi ini menuntut para investor dan pelaku pasar untuk memantau berita serta data produksi secara seksama.

Kondisi ini membuat para pelaku pasar minyak cenderung menunggu arahan dari pertemuan OPEC+ mendatang. Keputusan yang akan diambil terkait kuota produksi berpotensi menjadi penentu arah harga minyak dalam beberapa pekan ke depan. Selain itu, pengaruh kebijakan tarif baru AS terhadap sektor energi juga turut diperhitungkan sebagai faktor eksternal yang bisa memengaruhi harga.

Secara teknis, pergerakan harga tipis seperti yang terjadi pada Senin, 1 September 2025, mencerminkan keseimbangan sementara antara tekanan penurunan akibat pasokan yang meningkat dan risiko geopolitik yang menahan harga dari penurunan lebih dalam. Aktivitas perdagangan yang lebih sepi akibat libur bank menambah kecenderungan fluktuasi terbatas pada sesi tersebut.

Di tengah kondisi ini, harga minyak tetap menjadi indikator penting bagi perekonomian global. Kenaikan atau penurunan harga memengaruhi biaya energi, inflasi, dan keputusan investasi di sektor energi. Dengan produksi global yang meningkat, pasar diprediksi akan tetap menekankan keseimbangan antara pasokan dan permintaan, sambil memperhatikan faktor geopolitik yang dapat mengubah arah pergerakan harga secara cepat.

Dengan semua faktor tersebut, perdagangan minyak pada awal September 2025 menunjukkan tren yang hati-hati. Pelaku pasar harus memantau pergerakan produksi AS, keputusan OPEC+, serta perkembangan konflik Rusia-Ukraina untuk menentukan strategi perdagangan yang tepat. Keseimbangan antara tekanan pasokan dan risiko geopolitik menjadi kunci yang menentukan arah harga dalam jangka pendek.

Sindi

Sindi

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Pertamina Tambah Pasokan Gas Elpiji Malang Raya

Pertamina Tambah Pasokan Gas Elpiji Malang Raya

Khofifah Pastikan Bantuan Logistik Bawean Lancar

Khofifah Pastikan Bantuan Logistik Bawean Lancar

Rumah Murah Bekasi Serba Rp 168 Juta

Rumah Murah Bekasi Serba Rp 168 Juta

Harga BBM Pertamina Terkini Seluruh Wilayah Indonesia

Harga BBM Pertamina Terkini Seluruh Wilayah Indonesia

Diskon Spesial Tambah Daya Listrik Bulan Ini

Diskon Spesial Tambah Daya Listrik Bulan Ini