
JAKARTA - Harga batu bara dunia menunjukkan pergerakan beragam. Fluktuasi ini dipicu oleh sejumlah faktor, terutama penghentian sementara aktivitas produksi batu bara di salah satu pusat pertambangan utama China, yakni Provinsi Shanxi. Gangguan ini menciptakan tekanan pasokan yang berdampak langsung terhadap sentimen pasar global.
Berdasarkan data perdagangan terbaru, harga batu bara Newcastle untuk kontrak Juni 2025 tercatat menurun sebesar US$ 0,4 menjadi US$ 106,6 per ton. Untuk kontrak Juli 2025, harga stabil di US$ 112,25 per ton, sementara kontrak Agustus 2025 justru mengalami kenaikan US$ 0,2 menjadi US$ 113,5 per ton.
Kondisi serupa juga terjadi di pasar batu bara Eropa. Harga batu bara Rotterdam untuk kontrak Juni 2025 naik US$ 0,25 menjadi US$ 103,75 per ton. Kontrak Juli naik US$ 0,1 menjadi US$ 107,05, dan Agustus meningkat US$ 0,3 menjadi US$ 107,8 per ton.
Baca Juga
Gangguan Produksi di China Jadi Pemicu Utama
Girta Yoga, peneliti dari Research and Development ICDX (Indonesia Commodity & Derivatives Exchange), menjelaskan bahwa sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan harga batu bara saat ini datang dari penghentian sementara produksi di Provinsi Shanxi, China.
“Sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan harga batu bara hari ini dipicu oleh penghentian sementara aktivitas produksi di provinsi Shanxi yang menjadi pusat pertambangan batu bara di China,” ujar Yoga.
Penutupan tambang yang dijadwalkan berlangsung selama sekitar 10 hari tersebut diperkirakan akan mengganggu pasokan batu bara domestik China, yang merupakan salah satu konsumen dan produsen batu bara terbesar dunia. Hal ini mendorong pelaku pasar untuk berspekulasi mengenai potensi peningkatan permintaan impor dari negara tersebut.
“Untuk level resistance terdekat di harga US$ 110 per ton, dan level support terdekat di harga US$ 105 per ton,” tambahnya.
Permintaan Batu Bara China dan India Kontras
Kondisi di China berbanding terbalik dengan situasi di India. Meskipun China diperkirakan akan meningkatkan permintaan impor karena pasokan lokal terganggu, India justru menunjukkan tren penurunan permintaan batu bara.
“Permintaan batu bara oleh China berpotensi meningkat akibat penghentian sementara aktivitas produksi di pusat pertambangan batu bara Shanxi yang dijadwalkan berlangsung sekitar 10 hari,” jelas Yoga.
Sebaliknya, India mengalami peningkatan signifikan dalam produksi energi surya, yang berimplikasi pada berkurangnya ketergantungan terhadap batu bara.
“Sementara permintaan di India berpotensi menurun pasca data terbaru produksi tenaga surya di negara tersebut meningkat tajam sebesar 32,4% selama periode Januari hingga April,” terang Yoga.
Kondisi ini mencerminkan bagaimana transisi energi di berbagai negara mulai mengubah pola konsumsi energi fosil, terutama batu bara, yang selama ini menjadi tulang punggung pembangkitan listrik.
Sentimen Geopolitik dan Harga Energi Global
Selain dari sisi produksi dan permintaan, pergerakan harga batu bara juga terpengaruh oleh sentimen geopolitik global, khususnya konflik berkepanjangan antara Israel dan Iran. Kendati dampaknya lebih dominan terhadap harga minyak mentah, efek berantai dari kenaikan harga minyak turut mempengaruhi harga komoditas energi lainnya, termasuk batu bara dan gas alam.
“Dampak dari konflik Israel dan Iran lebih mempengaruhi harga minyak mentah secara langsung. Namun, sebagai salah satu komoditas energi, kenaikan harga minyak mentah juga berpotensi mendorong harga gas alam dan batu bara,” jelas Yoga.
Perubahan harga minyak dunia yang cenderung meningkat dalam beberapa pekan terakhir ikut memicu kekhawatiran tentang biaya energi secara keseluruhan. Situasi ini membuat para pelaku pasar lebih waspada terhadap risiko volatilitas yang lebih besar di pasar komoditas energi.
Tren Mingguan dan Bulanan: Menguat Tipis
Meski pergerakan harian harga batu bara tampak beragam, secara keseluruhan dalam sepekan terakhir, harga batu bara global tercatat menguat.
“Selama sepekan, harga batu bara bergerak menguat sebesar 0,94%. Sepanjang bulan Juni, harga mencatatkan peningkatan sebesar 1,57%,” ujar Yoga.
Namun demikian, tren sepanjang tahun (year-to-date/YTD) masih menunjukkan kecenderungan bearish, dengan harga batu bara turun 14,13% dibandingkan awal tahun 2025. Ini menunjukkan bahwa meski ada penguatan dalam jangka pendek, tren jangka panjang masih dibayangi tekanan akibat transisi energi, pergeseran permintaan, dan kebijakan dekarbonisasi global.
Outlook Pasar dan Potensi Volatilitas ke Depan
Pasar batu bara global diperkirakan akan tetap fluktuatif dalam beberapa bulan ke depan, seiring dengan ketidakpastian geopolitik, arah kebijakan energi negara-negara besar, serta transisi ke energi bersih. Gangguan produksi seperti yang terjadi di China menunjukkan betapa sensitifnya pasar terhadap perubahan pasokan dan permintaan secara tiba-tiba.
Pelaku industri, trader, dan pengambil kebijakan perlu mencermati tren ini sebagai bahan pertimbangan untuk strategi jangka pendek dan menengah. Pergerakan harga yang tak menentu juga mengindikasikan perlunya diversifikasi dalam portofolio energi nasional dan global.
Harga batu bara dunia kembali menunjukkan dinamika yang kompleks dengan pergerakan beragam yang dipicu oleh kombinasi faktor produksi, permintaan regional, dan sentimen geopolitik. Penutupan tambang di China menjadi pemicu utama gejolak pasar dalam jangka pendek, sementara peningkatan energi terbarukan di India memberikan sinyal kuat bahwa transisi energi terus berjalan.
Meskipun terjadi penguatan harga dalam jangka mingguan dan bulanan, tren tahunan masih negatif, mencerminkan tantangan mendasar yang dihadapi oleh komoditas batu bara dalam era transisi energi global. Pelaku pasar diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi lonjakan harga yang bersifat tiba-tiba, sekaligus mencari peluang dari pergeseran arah kebijakan energi dunia.

Sindi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
8 Mobil Listrik Modern Hadir dengan Aplikasi Canggih
- 10 September 2025
2.
Makanan Tradisional Jepang Mendukung Umur Panjang Sehat
- 10 September 2025
3.
Daftar Harga BBM Pertamina Seluruh Indonesia Hari Ini
- 10 September 2025
4.
PLN Pastikan Tarif Listrik September 2025Tetap Stabil
- 10 September 2025
5.
Harga Minyak Naik, Prospek Ekonomi Tetap Menjanjikan
- 10 September 2025