Rabu, 10 September 2025

Saham Emiten Properti Kawasan Industri Dinilai Prospektif, Ini Rekomendasi dan Potensi Keuntungannya

Saham Emiten Properti Kawasan Industri Dinilai Prospektif, Ini Rekomendasi dan Potensi Keuntungannya
Saham Emiten Properti Kawasan Industri Dinilai Prospektif, Ini Rekomendasi dan Potensi Keuntungannya

JAKARTA  — Meskipun sempat terkoreksi sejak awal tahun, saham-saham emiten properti kawasan industri diprediksi memiliki peluang pertumbuhan signifikan di paruh kedua 2025. Sentimen positif mulai muncul, terutama dari penurunan suku bunga yang diantisipasi pasar dan meningkatnya permintaan dari sektor industri strategis seperti data center dan logistik. Investor mulai melirik saham-saham seperti PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), dan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) sebagai opsi investasi menarik dengan valuasi diskon.

Potensi Kuat di Tengah Koreksi Harga

Ketiga saham tersebut memang mengalami koreksi sejak awal tahun. SSIA tercatat melemah sebesar 16,73% year to date (ytd), DMAS turun 4,70% ytd, dan KIJA mengalami koreksi tipis 1,61% ytd. Namun, pelemahan harga ini justru membuka peluang besar bagi investor jangka menengah hingga panjang karena valuasinya yang sangat menarik.

Baca Juga

Penerbangan Balikpapan Toraja Dibuka Lagi 15 September

Sukarno Alatas, Senior Analyst dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, menilai bahwa penurunan harga ini tidak mencerminkan kondisi fundamental perusahaan secara utuh. Bahkan, beberapa emiten menunjukkan kinerja yang positif di kuartal pertama 2025, memberikan sinyal bahwa sektor properti industri masih memiliki ruang untuk bertumbuh.

"KIJA kinerja keuangan di kuartal pertama berhasil tumbuh baik, baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih," ujarnya.

Kinerja Fundamental Masih Solid, KIJA Cetak Lonjakan Pendapatan

Data keuangan triwulan I 2025 menunjukkan bahwa KIJA mencatat pertumbuhan pendapatan luar biasa sebesar 87% yoy menjadi Rp 1,29 triliun. Ini menjadi bukti bahwa sektor kawasan industri masih memiliki permintaan yang kuat, terutama dari pelaku industri yang membutuhkan lokasi strategis dan infrastruktur siap pakai.

Sementara itu, meskipun DMAS dan SSIA mencatat penurunan pendapatan masing-masing sebesar 7,5% dan 2,1% yoy, fundamental keduanya tetap kokoh. Perusahaan-perusahaan ini tengah mempersiapkan diri menyambut gelombang permintaan baru dari sektor-sektor unggulan, termasuk manufaktur teknologi dan fasilitas penyimpanan data.

Valuasi Murah, Momentum Masuk Kembali Terbuka

Salah satu daya tarik terbesar dari sektor ini adalah valuasi saham yang saat ini sangat menarik. Berdasarkan price to book value (PBV):

DMAS memiliki PBV sebesar 0,90x

SSIA di angka 0,95x

KIJA paling menarik dengan PBV 0,65x

Angka-angka ini menunjukkan bahwa ketiga saham diperdagangkan di bawah nilai bukunya, memberikan margin of safety yang tinggi bagi investor baru.

"Valuasi saham sektor ini sudah termasuk diskon besar, terutama DMAS dan KIJA yang layak dikoleksi bagi investor yang siap menahan investasi dalam jangka waktu lebih panjang," jelas Sukarno.

Prospek Cerah di Kuartal II dan Semester II 2025

Seiring ekspektasi penurunan suku bunga dalam waktu dekat, sentimen terhadap sektor properti industri diperkirakan akan semakin membaik. Suku bunga yang lebih rendah akan mendorong permintaan atas lahan industri dan investasi properti komersial lainnya.

Tak hanya itu, meningkatnya kebutuhan dari sektor data center, logistik, dan e-commerce juga menjadi motor utama permintaan lahan industri di kawasan-kawasan strategis milik emiten seperti DMAS dan SSIA.

“Kinerja emiten properti kawasan industri di kuartal kedua bisa lebih bagus. Ada harapan dari sektor-sektor seperti data center yang permintaannya terus naik,” ujar Sukarno.

Ia juga menyebut bahwa momentum positif ini bisa berlanjut hingga semester kedua 2025, meskipun investor tetap disarankan untuk waspada terhadap faktor global seperti gejolak geopolitik atau ketidakstabilan nilai tukar.

“Tapi, tetap harus waspada terhadap risiko global,” tambahnya.

Rekomendasi Saham: Saatnya Aksi Beli

Berdasarkan analisis teknikal dan prospek fundamental, Sukarno memberikan rekomendasi positif untuk ketiga saham kawasan industri tersebut:

DMAS: Buy — Cocok untuk investor jangka menengah hingga panjang, mengingat stabilitas pendapatan dan potensi permintaan yang tinggi.

KIJA: Akumulasi Beli — Prospek jangka panjang yang kuat dengan pertumbuhan pendapatan yang solid.

SSIA: Trading Buy — Cocok untuk strategi jangka pendek-menengah, mengingat tren harga yang mulai menunjukkan pola naik.

“Secara tren harga sedang dalam posisi uptrend, tapi tetap hati-hati mengingat kenaikan harga hari ini cukup signifikan,” kata Sukarno memberikan catatan teknikal.

Peluang Emas untuk Investor Bijak

Sektor properti kawasan industri kini berada dalam posisi strategis. Di satu sisi, valuasi yang terdiskon menciptakan peluang besar bagi investor yang siap bersabar. Di sisi lain, tren positif dari sektor industri berbasis teknologi dan logistik memberikan dukungan fundamental untuk pertumbuhan jangka panjang.

Dengan mempertimbangkan kinerja keuangan yang membaik, prospek permintaan dari sektor-sektor potensial, dan sentimen positif makroekonomi, saham-saham seperti DMAS, KIJA, dan SSIA menjadi pilihan menarik untuk investasi di paruh kedua 2025.

Bagi investor yang mencari saham defensif dengan potensi capital gain dan valuasi menarik, inilah saat yang tepat untuk mulai mengakumulasi saham-saham properti kawasan industri.

Sindi

Sindi

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Daftar Harga Mobil Listrik Lengkap September 2025

Daftar Harga Mobil Listrik Lengkap September 2025

Penerbangan Banyuwangi Surabaya PP Dibuka Kembali

Penerbangan Banyuwangi Surabaya PP Dibuka Kembali

Cara Cek Bansos PKH BPNT September 2025

Cara Cek Bansos PKH BPNT September 2025

Jadwal Penyeberangan TAA ke Bangka Lebih Praktis Hari Ini

Jadwal Penyeberangan TAA ke Bangka Lebih Praktis Hari Ini

Transportasi Jakarta Kini Masuk 20 Terbaik Dunia

Transportasi Jakarta Kini Masuk 20 Terbaik Dunia