Transformasi Tekno Pelabuhan: Andalkan AI dan Blockchain untuk Ubah Wajah Logistik Nasional
JAKARTA — Pelabuhan tidak lagi sekadar tempat bongkar muat barang. Di tengah tuntutan efisiensi dan perubahan global, pelabuhan kini harus bertransformasi menjadi pusat logistik berbasis teknologi atau tekno-logistik. Mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI), blockchain, dan pendekatan berkelanjutan, pelabuhan menjadi simpul strategis yang memegang peranan penting dalam rantai pasok global.
Saat ini, lebih dari 80 persen distribusi barang dunia dilakukan lewat jalur laut, dengan volume hampir 12 miliar ton setiap tahun. Karena itu, transformasi pelabuhan menjadi keniscayaan. Direktur SDM PT Pelindo Multi Terminal, Edi Priyanto, menekankan pentingnya hal ini saat memberikan kuliah umum dalam program Pelindo Mengajar di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Tanjung Pinang.
“Bisnis utama pelabuhan bukan lagi hanya soal pengelolaan bongkar muat. Pelabuhan kini dituntut menerapkan teknologi seperti blockchain dan kecerdasan buatan untuk menyederhanakan proses logistik,” kata Edi.
Baca Juga
Merespons Perubahan Global Lewat Transformasi Teknologi
PT Pelindo kini mengelola lebih dari 160 unit bisnis yang tersebar di 32 provinsi. Edi menjelaskan bahwa struktur bisnis telah dirombak menjadi empat klaster utama: layanan petikemas, nonpetikemas, logistik hinterland, serta marine & equipment. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat integrasi dan meningkatkan efisiensi di seluruh lini operasional.
“Pembagian layanan ini penting agar operasional pelabuhan menjadi lebih terintegrasi dan efisien, sehingga dapat mendukung rantai pasok global yang semakin kompleks,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa pelabuhan saat ini harus siap menghadapi perubahan cepat yang dipicu oleh tren global, seperti meningkatnya volume perdagangan e-commerce, ketegangan geopolitik, serta tuntutan akan keberlanjutan lingkungan.
Tekno Pelabuhan: AI dan Blockchain Jadi Andalan Baru
Transformasi digital pelabuhan tidak lepas dari pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), blockchain, big data, serta Internet of Things (IoT). Teknologi-teknologi ini bukan hanya alat bantu, tetapi menjadi elemen inti dalam operasional pelabuhan modern.
Blockchain, misalnya, memungkinkan transparansi dan keamanan informasi dalam sistem logistik lintas negara. Sementara itu, AI memungkinkan prediksi arus kapal, pengelolaan sumber daya, serta peningkatan efisiensi operasional.
“Pelabuhan yang masih mengandalkan cara konvensional tidak akan mampu bersaing di era digital dan globalisasi seperti sekarang,” tegas Edi.
TJSL: Pilar Sosial dalam Transformasi Tekno Pelabuhan
Selain teknologi, Pelindo juga menekankan pentingnya aspek sosial dan lingkungan melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Program ini mencakup elektrifikasi alat pelabuhan, pengelolaan limbah, konservasi pesisir, serta pelatihan kewirausahaan bagi pelaku UMKM di sekitar pelabuhan.
“Beberapa program yang kami jalankan antara lain elektrifikasi alat pelabuhan, pengelolaan limbah, konservasi pesisir, serta pelatihan wirausaha bagi pelaku UMKM di kawasan pelabuhan,” jelas Edi.
Kuliah umum “Pelindo Mengajar” sendiri merupakan bagian dari program TJSL yang berfokus pada tiga sektor utama: pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan pelestarian lingkungan.
Generasi Muda Dilibatkan dalam Ekosistem Maritim
Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo, Ali Sodikin, menyebutkan bahwa kegiatan seperti Pelindo Mengajar bertujuan memperluas akses edukasi maritim, terutama kepada generasi muda di wilayah kepulauan dan sekitar pelabuhan.
“Kami ingin memastikan anak-anak muda, terutama yang tinggal di wilayah kepulauan dan dekat pelabuhan, memahami peran vital pelabuhan dalam ekonomi nasional. Dengan begitu, mereka bisa ikut ambil bagian dan berkontribusi di masa depan,” ujarnya.
Edi juga menunjukkan dokumentasi program konservasi seperti penanaman mangrove dan revitalisasi kampung pesisir di berbagai wilayah, sebagai bukti komitmen Pelindo terhadap pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
“Pelabuhan bukan hanya gerbang perdagangan, tapi juga bagian dari ekosistem lingkungan dan sosial masyarakat pesisir,” ucapnya.
Masa Depan Pelabuhan: Smart, Hijau, dan Terhubung Digital
Dengan adopsi teknologi canggih, pelabuhan kini bergerak menuju konsep smart port pelabuhan pintar yang tidak hanya mengedepankan efisiensi operasional, tetapi juga keberlanjutan dan integrasi sosial.
Digitalisasi pelabuhan mencakup sistem monitoring real-time, pemetaan arus logistik, hingga otomatisasi proses kepelabuhanan yang menurunkan biaya operasional dan meningkatkan produktivitas.
“Kami percaya teknologi dan keberlanjutan harus berjalan beriringan agar pelabuhan dapat menjadi penggerak ekonomi yang ramah lingkungan dan berdampak positif bagi masyarakat,” kata Edi.
Transformasi tekno pelabuhan adalah jawaban terhadap tantangan global dan kebutuhan akan efisiensi logistik nasional. Melalui pemanfaatan teknologi seperti AI, blockchain, serta program-program TJSL yang menyentuh masyarakat dan lingkungan, Pelindo menunjukkan bahwa masa depan pelabuhan Indonesia bukan hanya efisien dan modern, tapi juga inklusif dan berkelanjutan.
Dengan keterlibatan generasi muda, adopsi teknologi, serta perhatian terhadap lingkungan dan sosial, pelabuhan Indonesia siap menjadi tulang punggung ekonomi maritim yang kompetitif di kancah global.
Rekomendasi
Berita Lainnya
