Peran Strategis Hutama Karya Percepat Transformasi Ekonomi Riau Lewat Infrastruktur Jalan Tol

Peran Strategis Hutama Karya Percepat Transformasi Ekonomi Riau Lewat Infrastruktur Jalan Tol

JAKARTA — Infrastruktur jalan tol yang dibangun PT Hutama Karya (Persero) memainkan peran strategis dalam mempercepat transformasi ekonomi Provinsi Riau. Melalui pembangunan Tol Pekanbaru-Dumai dan proyek jalan tol lainnya, Hutama Karya mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis hilirisasi industri, sekaligus menurunkan biaya logistik dan membuka akses baru bagi masyarakat serta pelaku usaha di Riau.

Hal tersebut disampaikan Muhammad Fauzan, Direktur Human Capital & Legal Hutama Karya, saat memberikan paparan dalam Seminar Nasional dan Pelantikan Pengurus Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah dan Cabang se-Riau yang digelar di Ballroom Cititel Hotel Pekanbaru.

Tol Pekanbaru-Dumai Permudah Mobilitas, Pangkas Waktu Tempuh

Baca Juga

Inilah Good Housekeeping, Tradisi Penting Menjaga Keselamatan Kerja di Kilang Cilacap

Dalam seminar bertema “Inovasi Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Riau melalui Re-Industrialisasi dan Hilirisasi”, Fauzan memaparkan dampak signifikan keberadaan Tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 kilometer. Infrastruktur ini memangkas waktu tempuh yang sebelumnya memakan 6-7 jam menjadi hanya 2-3 jam.

“Efisiensi waktu ini berkontribusi besar dalam menurunkan biaya logistik dan mempercepat distribusi produk dari sektor perkebunan dan industri ke Pelabuhan Dumai,” jelas Fauzan.

Keberadaan tol ini tidak hanya meningkatkan mobilitas tetapi juga membuka peluang baru dalam pengembangan industri hilir di Riau, khususnya pada sektor pengolahan yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah.

Infrastruktur Dorong Hilirisasi dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Data pada 2022 menunjukkan sektor industri pengolahan di Riau sudah mengungguli pertanian sebagai kontributor terbesar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dengan nilai Rp170 triliun dibandingkan Rp144 triliun dari sektor pertanian. Meski demikian, tantangan ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah seperti crude palm oil (CPO) masih menjadi hambatan.

Fauzan menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur tol menjadi kunci bagi Riau untuk melakukan hilirisasi industri dengan optimal. “Dari kelapa sawit misalnya, kita bisa mengembangkan biodiesel dan oleokimia. Dari migas menjadi petrokimia, hingga kehutanan menjadi produk kayu olahan,” paparnya.

Tol Pekanbaru-Bangkinang dan Proyek Tol Pekanbaru-Padang

Selain Tol Pekanbaru-Dumai, Hutama Karya juga mengelola Tol Pekanbaru-Bangkinang sepanjang 40 kilometer yang menguatkan konektivitas antar daerah. Tol ini mendukung distribusi bahan baku ke pabrik pengolahan dan mempermudah akses produk jadi ke pasar.

Saat ini, Hutama Karya tengah mengerjakan proyek Tol Pekanbaru-Padang yang melintasi Rengat dan Pangkalan. Proyek ini masih dalam tahap konstruksi dan akan membuka akses lintas provinsi, memperluas jaringan transportasi yang mempercepat pergerakan barang dan jasa di Sumatera.

Rest Area dan Penguatan UMKM Lokal

Fauzan menjelaskan bahwa pembangunan jalan tol juga diiringi dengan pengembangan 10 rest area permanen di Tol Pekanbaru-Dumai yang mengusung desain arsitektur Melayu khas Riau. Rest area ini menyediakan kios-kios untuk ratusan pelaku UMKM lokal, sehingga turut mendorong ekonomi masyarakat sekitar.

“Tidak hanya mempercepat mobilitas, kami ingin setiap kilometer jalan yang dibangun membawa manfaat langsung bagi masyarakat. Rest area ini menjadi pusat-pusat ekonomi baru, dari warung, SPBU, logistik, hingga objek wisata lokal,” imbuh Fauzan.

Dampak Sosial-Ekonomi Jalan Tol di Riau

Pembangunan jalan tol memberikan dampak signifikan pada aspek sosial dan ekonomi di Riau. Mobilitas yang semakin lancar dan jarak antar kota yang menjadi lebih dekat mempermudah distribusi hasil perkebunan dan kehutanan ke pelabuhan ekspor.

Selain itu, masyarakat desa yang sebelumnya terpencil kini lebih mudah mengakses layanan pendidikan, kesehatan, dan pariwisata. Sektor pariwisata pun terdongkrak dengan meningkatnya kunjungan wisatawan antarprovinsi yang didorong oleh kemudahan akses jalan tol.

“Kami ingin memastikan pembangunan infrastruktur ini tidak hanya menggerakkan ekonomi, tapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh,” tutur Fauzan.

Penguatan Sumber Daya Manusia dan Teknologi Modern

Fauzan juga menyoroti pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai fondasi utama transformasi ekonomi Riau. Melalui Divisi Human Capital, Hutama Karya aktif melaksanakan program pelatihan dan sertifikasi bagi insinyur lokal.

Perusahaan juga mengadopsi teknologi Building Information Modelling (BIM) dan telah mendapatkan sertifikat ISO 19650-2018 Kitemark sebagai bukti komitmen penerapan teknologi canggih dalam pembangunan infrastruktur.

“Kolaborasi dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan institusi pendidikan diwujudkan melalui program magang, pelatihan insinyur, serta pengembangan kapasitas lokal. SDM yang kompeten memastikan transformasi ekonomi berjalan inklusif dan berkelanjutan,” jelas Fauzan.

Komitmen Hutama Karya untuk Riau yang Maju dan Berdaya Saing

Selain pembangunan fisik, Hutama Karya juga menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang fokus pada pendidikan dan pemberdayaan ekonomi lokal. Semua aspek ini menjadi fondasi untuk menjadikan Riau sebagai provinsi industri yang maju dan berdaya saing tinggi.

“Infrastruktur terintegrasi, SDM unggul, dan tata kelola yang baik akan menjadi kunci kemajuan Riau,” tutup Muhammad Fauzan.

Dukungan Insinyur untuk Hilirisasi

Momentum Pelantikan Pengurus PII Wilayah dan Cabang se-Riau periode 2024-2027 menjadi langkah penting dalam memperkuat sinergi antara pemerintah, insinyur, dan pelaku industri.

Ketua Umum PII Pusat, Ilham Habibie, menegaskan peran vital insinyur dalam pembangunan nasional, termasuk mendukung proses hilirisasi dan reindustrialisasi yang tengah digalakkan di Riau.

Dengan langkah strategis tersebut, Hutama Karya bersama para insinyur dan pemangku kepentingan di Riau berupaya membangun masa depan ekonomi daerah yang lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan melalui inovasi infrastruktur.