Dokter Ingatkan Batas Aman Konsumsi Daging Merah Saat Iduladha, Waspadai Risiko Kesehatan
- Senin, 02 Juni 2025

JAKARTA – Momen Iduladha yang identik dengan konsumsi daging kurban, seperti kambing dan sapi, selalu menjadi tradisi yang dinanti oleh umat Muslim di seluruh Indonesia. Namun, peningkatan konsumsi daging merah secara drastis saat perayaan ini perlu mendapat perhatian khusus dari segi kesehatan. Para ahli kesehatan mengingatkan agar masyarakat tidak berlebihan dalam mengonsumsi daging merah demi mencegah risiko penyakit serius.
Menurut dr. Bramantya Wicaksana, Sp.PD, konsumsi daging merah yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan yang tidak bisa diabaikan. “Pada umumnya jika mengonsumsi daging merah (seperti daging kambing/sapi) secara berlebihan, maka akan menyebabkan risiko penyakit kardiovaskular, kanker. Itu yang banyak penelitiannya,” jelas dr. Bramantya.
Risiko Kanker dan Penyakit Kardiovaskular
Baca Juga
Dokter spesialis penyakit dalam ini menegaskan bahwa konsumsi daging merah yang tinggi secara signifikan meningkatkan risiko kanker saluran cerna dan lambung. Namun, potensi kanker pada organ tubuh lain juga tidak bisa dikesampingkan jika pola konsumsi ini berlangsung terus-menerus tanpa batas.
Kanker saluran cerna muncul karena zat-zat berbahaya yang terbentuk dari metabolisme daging merah yang berlebihan dapat merusak sel-sel di saluran pencernaan. Selain itu, kandungan lemak jenuh dalam daging merah yang tinggi juga dapat memicu kenaikan kadar kolesterol, yang berujung pada penyakit jantung dan stroke.
“Daging merah memang kaya protein, tetapi juga mengandung lemak jenuh yang bisa memicu kenaikan kolesterol dalam tubuh. Bila tidak diimbangi pola makan sehat, hal ini bisa membuka pintu pada penyakit jantung, stroke, hingga gangguan metabolik,” tambahnya.
Batas Aman Konsumsi Daging Merah Selama Iduladha
Menanggapi kebiasaan konsumsi daging merah yang meningkat tajam pada masa Iduladha, dr. Bramantya memberikan batasan aman agar masyarakat tidak sampai mengalami dampak buruk jangka panjang.
“Jika ditanya berapa batas yang direkomendasi? Dari beberapa literatur sekitar 3 porsi per minggu (350–500 gram). Sebaiknya tidak lebih,” tegas dr. Bramantya.
Rekomendasi ini penting untuk menjadi panduan agar masyarakat tetap bisa menikmati momen Iduladha tanpa harus mengorbankan kesehatan. Konsumsi daging secara berlebihan tidak hanya berpotensi menyebabkan penyakit serius, tetapi juga dapat menurunkan kualitas hidup secara umum.
Cara Mengolah Daging Merah yang Sehat
Selain jumlah konsumsi, cara memasak daging merah juga memegang peranan penting dalam menentukan risiko kesehatan. Menurut dr. Bramantya, teknik memasak tertentu seperti pembakaran langsung (grilling) dapat meningkatkan pembentukan zat karsinogenik — senyawa yang berpotensi menyebabkan kanker.
“Rekomendasi pengolahan daging merah bisa dengan di-grill atau direbus, namun harus ingat ketika kita grill (bakar) maka risiko terbentuknya zat potensi kanker (karsinogenik) lebih tinggi,” ujarnya.
Zat karsinogenik tersebut muncul ketika bagian luar daging terbakar hingga gosong. Jika zat ini dikonsumsi dalam jangka panjang, dapat merusak sel dan memicu pertumbuhan kanker.
Karena itu, dr. Bramantya menyarankan agar masyarakat lebih memilih metode memasak yang lebih sehat, seperti merebus atau memanggang dengan suhu terkendali agar daging tidak sampai menghitam.
Pentingnya Pola Makan Seimbang Saat Perayaan Iduladha
Selain membatasi konsumsi dan memilih teknik memasak yang tepat, dr. Bramantya juga mengingatkan pentingnya mengimbangi konsumsi daging dengan sayur dan buah untuk menjaga keseimbangan nutrisi.
“Dengan menjaga porsi, memilih cara masak yang tepat, serta mengimbanginya dengan konsumsi sayuran dan buah, kita bisa tetap menikmati daging kurban tanpa harus khawatir dengan dampak buruk bagi tubuh,” kata dr. Bramantya.
Keseimbangan gizi ini sangat penting untuk mencegah lonjakan kolesterol dan menjaga kesehatan jantung serta pencernaan. Sayuran dan buah mengandung serat dan antioksidan yang membantu melawan radikal bebas dan menjaga fungsi tubuh tetap optimal.
Masyarakat Dihimbau Bijak Mengonsumsi Daging Kurban
Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat dalam mengonsumsi daging kurban saat Iduladha, edukasi kesehatan menjadi hal yang krusial. Kesadaran akan batas aman konsumsi daging merah dan metode pengolahan yang sehat harus terus disosialisasikan agar masyarakat bisa menjalani perayaan dengan penuh sukacita tanpa risiko kesehatan yang mengancam.
Dr. Bramantya juga menyinggung isu yang sering muncul tentang cara-cara pengolahan daging yang kurang higienis dan berdampak pada kesehatan masyarakat. “Kebersihan dan cara memasak juga sangat menentukan, jangan sampai daging yang kita konsumsi membawa risiko lain selain masalah kolesterol dan kanker,” ujarnya.
Iduladha adalah momen berharga bagi umat Muslim di Indonesia dan dunia, namun perayaan ini harus dijalani dengan bijak terutama dalam hal konsumsi daging merah. Memperhatikan batas aman konsumsi dan memilih cara memasak yang sehat menjadi kunci agar tradisi tidak berujung pada masalah kesehatan jangka panjang.
Sebagai langkah preventif, masyarakat dianjurkan untuk tidak berlebihan mengonsumsi daging merah lebih dari tiga kali dalam seminggu, memilih metode memasak yang aman, dan menjaga pola makan seimbang dengan mengonsumsi sayur serta buah.
Dengan kesadaran dan langkah tepat, masyarakat dapat merayakan Iduladha dengan penuh suka cita sekaligus menjaga kesehatan agar tetap prima dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Sindi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
10 Ide Menarik Memilih Kado Penikahan Untuk Sahabat
- 06 September 2025
2.
Inilah 20 Aplikasi Wajib Di Laptop Untuk Mendukung Performa Laptop
- 06 September 2025
3.
10 Game Penghasil Saldo Dana yang Perlu Kamu Tahu
- 06 September 2025
4.
15 Rekomendasi Kuliner Semarang yang Enak dan Legendaris
- 06 September 2025
5.
10 Rekomendasi Merk Printer Terbaik Sesuai Kebutuhanmu
- 06 September 2025