Kekayaan Terbesar Maluku Utara Bukan Emas dan Nikel, Tetapi Kebudayaan, Menurut Senator Hasby Yusuf
- Kamis, 08 Mei 2025

JAKARTA - Kekayaan terbesar yang dimiliki Maluku Utara, menurut anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) asal provinsi tersebut, Hasby Yusuf, bukanlah tambang emas maupun nikel, tetapi kekayaan budaya yang luar biasa. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Hasby dalam rapat kerja Komite III DPD RI bersama Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, yang digelar di Jakarta pada awal Mei 2025. Dalam kesempatan itu, Hasby mengingatkan pentingnya perhatian khusus dari pemerintah pusat untuk mengembangkan kebudayaan yang ada di Maluku Utara.
“Negeri Jazirathul Mulk ini bukan hanya memiliki panorama alam yang memukau, tetapi juga menyimpan jejak kebudayaan yang sangat besar. Namun, sayangnya sejarah dan kebudayaan Maluku Utara belum mendapatkan perhatian yang proporsional. Yang lebih dikenal selama ini justru kekayaan alamnya, seperti tambang emas dan nikel,” ungkap Hasby Yusuf dengan tegas.
Sejarah Maluku Utara yang Terabaikan
Baca Juga
Maluku Utara, dengan berbagai pulau dan kekayaan alamnya, menyimpan jejak kebudayaan yang kaya. Hasby Yusuf menekankan bahwa wilayah ini, termasuk kota-kota bersejarah seperti Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo, merupakan salah satu pusat kesultanan tertua di Indonesia Timur yang menyimpan warisan budaya yang sangat berharga. Namun, sayangnya, warisan ini kurang mendapat perhatian yang layak, meskipun memiliki sejarah panjang dan pengaruh yang besar dalam sejarah bangsa Indonesia.
Sebagai contoh, Ternate dan Tidore memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia. Tidore pernah menjadi ibu kota Provinsi Perjuangan Irian Barat dan memiliki pengaruh yang sangat besar, bahkan hingga Papua dan Maluku. Tidore juga dikenal sebagai titik nol rempah-rempah, yang berperan besar dalam sejarah perdagangan rempah-rempah dunia.
Ternate, di sisi lain, memiliki sejarah yang tak kalah penting. Ternate pernah menjadi ibu kota pertama Hindia Belanda dan merupakan bandar internasional yang strategis dalam jalur perdagangan rempah-rempah dunia. Bahkan, Ternate adalah tempat lahirnya surat bersejarah “Letter from Ternate” yang ditulis oleh Alfred Wallace kepada Charles Darwin. Surat ini kelak melahirkan teori evolusi yang menjadi salah satu teori ilmiah paling berpengaruh dalam sejarah ilmu pengetahuan.
“Tidore dan Ternate memiliki peran besar dalam sejarah bangsa Indonesia. Ternate pernah menjadi pusat peradaban yang sangat penting, bahkan menjadi tempat lahirnya teori evolusi yang melahirkan perubahan besar dalam dunia ilmu pengetahuan,” kata Hasby Yusuf.
Kebudayaan Maluku Utara Tersapu Hegemoni Jawa Sentris
Sayangnya, menurut Hasby Yusuf, sejarah besar dan kebudayaan yang ada di Maluku Utara sering kali terabaikan akibat pandangan sentralistik yang dominan di Indonesia. Dalam perspektif yang sering kali sangat Jawa sentris, wilayah Timur Indonesia, khususnya Maluku Utara, hanya dipandang sebagai daerah pinggiran atau sekadar tempat eksploitasi sumber daya alam.
“Semua sejarah dan kebudayaan besar negeri ini sering kali tersapu oleh hegemonik pusat kekuasaan yang selalu memandang Indonesia dalam perspektif yang sangat Jawa sentris. Akibatnya, Tidore, Ternate, dan wilayah Timur Indonesia lainnya hanya dipandang sebagai wilayah pinggiran, bukan sebagai pusat peradaban yang memiliki sejarah besar,” kata Hasby dengan nada kesal.
Menurut Hasby, ini merupakan bentuk dari dominasi dan eliminasi yang terjadi akibat sentralisme kekuasaan. Hal ini menyebabkan warisan sejarah dan kebudayaan yang dimiliki oleh wilayah-wilayah seperti Maluku Utara tidak lagi dianggap sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Padahal, seperti yang dijelaskan Hasby, keberhasilan dan kejayaan suatu bangsa sangat bergantung pada bagaimana bangsa tersebut merawat memori sejarah dan akar kebudayaannya.
Kebudayaan sebagai Kekuatan Bangsa yang Tidak Bisa Dikesampingkan
Hasby Yusuf juga menjelaskan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan kemunduran bangsa Indonesia adalah kurangnya perhatian terhadap sejarah dan kebudayaan lokal. Dia percaya bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan merawat sejarah serta kebudayaannya, termasuk kebudayaan yang ada di daerah-daerah yang selama ini kurang mendapat perhatian.
“Inilah menurut saya salah satu sebab kemunduran kita sebagai bangsa. Kebudayaan yang terpinggirkan, sejarah yang terlupakan, akan membuat bangsa ini kehilangan jati dirinya,” tegasnya.
Khofifah juga menambahkan bahwa Indonesia Emas 2045 bukan sekadar gagasan tanpa tindakan nyata. Menurutnya, untuk mencapai visi besar tersebut, diperlukan usaha sadar untuk mengembalikan memori sejarah dan spirit kebudayaan bangsa, termasuk yang ada di daerah-daerah seperti Maluku Utara.
Apresiasi Terhadap Pembentukan Kementerian Kebudayaan
Selain itu, Hasby Yusuf juga memberikan apresiasi terhadap langkah bersejarah yang diambil oleh pemerintah, terutama oleh Menteri Kebudayaan, dengan membentuk Kementerian Kebudayaan. Hasby menyebut pembentukan kementerian ini sebagai langkah positif untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, di mana kebudayaan tidak hanya menjadi subsektor di kementerian lainnya, melainkan mendapatkan perhatian yang lebih serius.
“Ini adalah langkah yang sangat penting. Kementerian Kebudayaan dibentuk untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia. Sebelumnya, kebudayaan hanya menjadi subsektor di kementerian tertentu. Saya berharap langkah ini bisa memberikan ruang yang lebih besar bagi kebudayaan di Indonesia, termasuk kebudayaan di Maluku Utara,” ungkap Hasby Yusuf.
Tantangan dan Harapan untuk Masa Depan
Hasby Yusuf berharap agar kebudayaan di Maluku Utara bisa mendapat perhatian yang lebih besar dari pemerintah pusat. Pemerintah perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat lokal dan penggiat budaya, untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang ada. Hal ini tidak hanya akan memperkaya kebudayaan Indonesia secara keseluruhan, tetapi juga akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Maluku Utara dengan cara mengembangkan potensi pariwisata berbasis kebudayaan.
“Maluku Utara memiliki potensi yang luar biasa. Dengan perhatian yang lebih besar terhadap kebudayaan, kita bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan membuka peluang ekonomi baru, seperti pariwisata berbasis budaya. Ini adalah warisan yang harus dijaga dan dikembangkan demi masa depan bangsa,” tutup Hasby Yusuf.
Dengan upaya pemerintah untuk membentuk Kementerian Kebudayaan dan meningkatkan perhatian terhadap kebudayaan di daerah-daerah seperti Maluku Utara, harapannya adalah kebudayaan Indonesia dapat kembali menjadi bagian integral dalam pembangunan bangsa, serta membuka jalan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

David
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
PLTS Dorong Pemanfaatan Energi Bersih di Indonesia
- 08 September 2025
2.
Terumbu Karang PLTU Batang Dukung Ekowisata
- 08 September 2025
3.
ULTIMA PLN Icon Plus Permudah Home Charging EV
- 08 September 2025
4.
Kilang Cilacap Tingkatkan Budaya Keselamatan Kerja
- 08 September 2025
5.
KUR BRI 2025 Tawarkan Angsuran Ringan Mudah
- 08 September 2025