TNI Turunkan Intelijen untuk Atasi Gangguan Premanisme dalam Pembangunan Pabrik BYD di Subang
- Rabu, 07 Mei 2025

JAKARTA - Pembangunan pabrik BYD Indonesia di kawasan Subang, Jawa Barat, terhambat akibat aksi premanisme yang dilakukan oleh oknum organisasi masyarakat (ormas). Gangguan ini menambah deretan panjang masalah yang dihadapi oleh para investor asing, dan menjadi perhatian serius bagi aparat penegak hukum, termasuk Polisi Militer TNI. Sebagai respons terhadap ancaman ini, TNI telah mengerahkan satuan intelijen untuk bekerja sama dengan aparat kepolisian dalam menjaga ketertiban dan melakukan penertiban terhadap aksi premanisme yang meresahkan.
Komandan Pusat Polisi Militer TNI, Mayjen Yusri Nuryanto, menegaskan bahwa pihaknya akan selalu bekerja sama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, terutama di lingkungan investasi strategis seperti yang sedang dilakukan oleh BYD. "Kami selalu bersama-sama dengan Polri untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat," ujar Yusri dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari Antara.
Upaya Penanggulangan Premanisme Melalui Intelijen TNI
Baca Juga
TNI, melalui satuan intelijen Polisi Militer, telah mengambil langkah tegas untuk menyelidiki dan mengamankan pembangunan pabrik BYD yang terganggu oleh aksi premanisme. Intelijen Polisi Militer TNI memiliki peran penting dalam melakukan penyelidikan dan pengamanan fisik, yang diharapkan dapat memberikan dukungan kepada lembaga intelijen lainnya, seperti Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Intelijen Strategis (BAIS).
“Intelijen TNI akan berfungsi untuk penyelidikan serta pengamanan fisik (lidpamfik). Dengan harapan, kami bisa membantu intelijen dari lembaga lain,” jelas Yusri. Dalam pelaksanaannya, informasi dan analisis yang diperoleh oleh Polisi Militer TNI akan dikombinasikan dengan data dari BIN dan BAIS, untuk memberikan gambaran menyeluruh yang memungkinkan mereka bersama-sama mencegah gangguan dari ormas yang dapat merugikan proses pembangunan pabrik.
Menurut Yusri, upaya ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga ketertiban, tetapi juga mencegah potensi gangguan yang lebih besar yang bisa merusak iklim investasi dan pertumbuhan industri di Indonesia. Hal ini sangat penting untuk memastikan proyek-proyek vital, seperti pabrik BYD, dapat berjalan tanpa hambatan yang disebabkan oleh tindakan premanisme.
Penindakan Terhadap Oknum Preman dan Prajurit TNI
Terkait dengan penindakan hukum, Yusri menjelaskan bahwa jika ada individu yang terlibat dalam praktik premanisme, maka akan ada proses hukum yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu, jika ditemukan oknum prajurit TNI yang melindungi anggota ormas atau preman, TNI juga tidak akan segan untuk mengambil tindakan hukum terhadap mereka. “Kalau memang di ormas itu ada mereka, katanya orang sipil ya nanti dari kepolisian. Kalau ada oknum TNI, baru kami yang menangani,” tegas Yusri.
Tindakan tegas ini dilakukan untuk memberikan efek jera terhadap oknum-oknum yang terlibat dalam premanisme, serta memastikan bahwa TNI tetap memegang teguh disiplin dan profesionalisme dalam menjalankan tugas negara. Dengan demikian, aksi premanisme tidak hanya merugikan para investor, tetapi juga mencoreng citra TNI sebagai lembaga yang menjaga keamanan dan ketertiban di Indonesia.
Premanisme Mengancam Ikon Industri Mobil Listrik di Indonesia
Masalah premanisme yang mengganggu pembangunan pabrik BYD bukanlah kasus yang pertama. VinFast, perusahaan otomotif asal Vietnam, juga mengalami hal serupa di kawasan yang sama. Gangguan ini sangat meresahkan, terutama bagi perusahaan-perusahaan asing yang ingin berinvestasi di Indonesia, mengingat dampaknya yang bisa mengganggu kelancaran operasional dan merusak citra Indonesia sebagai tujuan investasi yang aman.
Dalam laporan yang diterbitkan oleh South China Morning Post, aksi premanisme yang meresahkan ini telah menjadi perhatian dunia internasional. Dalam artikel yang berjudul "Indonesia's EV Revolution Held Hostage by Preman Gangster Problem", media asal Hong Kong itu menyoroti bagaimana kelompok kejahatan terorganisir, yang disebut sebagai ormas preman, telah mengganggu jalannya pembangunan pabrik-pabrik kendaraan listrik di Indonesia, termasuk yang sedang dibangun oleh BYD. Gangguan ini tidak hanya terbatas pada pedagang kaki lima atau usaha kecil, tetapi kini juga telah menyasar fasilitas produksi besar, seperti pabrik BYD di Subang.
Menurut South China Morning Post, meskipun Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi kendaraan listrik di Asia Tenggara, masalah premanisme yang mengganggu jalannya industri ini dapat menjadi hambatan serius bagi upaya tersebut. Dengan proyek seperti pabrik BYD yang menjanjikan lapangan pekerjaan dan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, gangguan ini bisa merusak iklim investasi dan menciptakan ketidakpastian yang tidak diinginkan oleh investor.
Kementerian BKPM Akan Bantu Atasi Gangguan Ormas
Sebagai respons terhadap masalah ini, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia turut mengambil langkah untuk membantu BYD dalam menyelesaikan masalah yang timbul akibat gangguan ormas. BKPM akan bekerja sama dengan pihak berwenang, termasuk aparat keamanan, untuk memastikan bahwa gangguan ormas ini dapat segera dihentikan dan tidak menghambat proses pembangunan pabrik.
Keterlibatan BKPM dalam masalah ini menunjukkan betapa pentingnya sektor investasi dan pembangunan industri bagi perekonomian Indonesia. Dengan adanya pabrik kendaraan listrik seperti BYD, Indonesia diharapkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru, meningkatkan daya saing industri otomotif, serta berkontribusi pada pencapaian target pengurangan emisi karbon melalui adopsi kendaraan ramah lingkungan.
Tantangan Baru untuk Investasi di Indonesia
Kasus gangguan terhadap pabrik BYD ini menyoroti tantangan baru yang harus dihadapi oleh industri di Indonesia. Meskipun negara ini memiliki potensi besar dalam berbagai sektor, termasuk industri kendaraan listrik, masalah seperti premanisme dapat mengancam stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan aparat penegak hukum untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi investasi dan pertumbuhan industri.
Upaya penanggulangan premanisme yang dilakukan oleh TNI dan Polri ini diharapkan dapat memberikan sinyal kuat kepada dunia internasional bahwa Indonesia berkomitmen untuk menjaga keamanan dan stabilitas dalam iklim investasi. Langkah-langkah tegas terhadap ormas preman dan oknum yang terlibat di dalamnya akan memberikan rasa aman bagi perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di Indonesia, serta menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi masyarakat.
Dengan dukungan dari aparat keamanan dan lembaga terkait lainnya, diharapkan pembangunan pabrik BYD dan proyek-proyek strategis lainnya di Indonesia dapat berjalan dengan lancar tanpa gangguan, dan Indonesia dapat mewujudkan ambisinya untuk menjadi pusat industri kendaraan listrik di Asia Tenggara.

David
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Mitsubishi Destinator: SUV 7 Penumpang Bertenaga dengan Efisiensi Tinggi
- Selasa, 09 September 2025
Terpopuler
1.
8 Manfaat Parkour Bagi Kesehatan Fisik dan Mental
- 09 September 2025
2.
Coba Bungee Jumping Lambat, Adrenalin Tetap Terasa
- 09 September 2025
3.
Bersepeda Menjadi Solusi Tubuh Sehat dan Bugar
- 09 September 2025
4.
Nikmati Laut, Rasakan Manfaat Diving Untuk Tubuh
- 09 September 2025
5.
Mengenal Taekwondo, Latihan Fisik dan Mental Optimal
- 09 September 2025