Rabu, 10 September 2025

Penguatan Kerja Sama Bank Indonesia dan State Bank of Vietnam: MoU untuk Stabilitas Ekonomi Kawasan

Penguatan Kerja Sama Bank Indonesia dan State Bank of Vietnam: MoU untuk Stabilitas Ekonomi Kawasan
Penguatan Kerja Sama Bank Indonesia dan State Bank of Vietnam: MoU untuk Stabilitas Ekonomi Kawasan

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dan State Bank of Vietnam (SBV) baru-baru ini menyepakati sebuah Memorandum of Understanding (MoU) yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama bilateral antara kedua negara. Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dan Gubernur State Bank of Vietnam, Nguyen Thi Hong. Berdasarkan ketentuan yang disepakati, MoU ini akan berlaku mulai 7 Maret 2025 dan akan berlangsung selama lima tahun.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa kesepakatan ini adalah bagian dari hasil pertemuan penting antara Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Sekretaris Jenderal Republik Sosialis Vietnam, To Lam pada 10 Maret 2025. Kesepakatan ini juga menandai 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Vietnam.

"Nota Kesepahaman ini mencerminkan komitmen bersama untuk semakin memperkuat kolaborasi dalam kerangka kerja sama kedua bank sentral yang lebih terstruktur dan strategis di area utama tugas bank sentral," ujar Perry Warjiyo di Jakarta, Selasa (11/3/2025).

Kerja sama ini diharapkan dapat dilakukan melalui dialog kebijakan mengenai isu-isu strategis, pertukaran pengalaman dan pengetahuan, studi dan penelitian bersama, pengembangan kapasitas, serta pertukaran data atau informasi. Perry Warjiyo menambahkan bahwa MoU ini merupakan tonggak penting dalam memperkuat hubungan antara BI dan SBV yang telah lama terjalin, dan mencerminkan kemitraan yang semakin solid.

Lebih lanjut, Perry menekankan bahwa kerja sama ini akan menguntungkan kedua belah pihak dan berkontribusi positif terhadap stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional. "Ini adalah langkah maju yang penting bagi kedua bank sentral dan akan memberikan manfaat yang signifikan," jelasnya.

Gubernur SBV, Nguyen Thi Hong, juga menegaskan pentingnya MoU tersebut dalam meningkatkan kolaborasi keuangan antara Indonesia dan Vietnam. Ia menyampaikan bahwa peran strategis kedua institusi dalam menjaga ketahanan keuangan dan ekonomi sangatlah krusial.

"Kami berkomitmen untuk mendorong stabilitas keuangan, kekuatan ekonomi, dan pertumbuhan yang berkelanjutan di kawasan," ungkap Nguyen Thi Hong.

Tidak hanya dengan Vietnam, Bank Indonesia juga telah melakukan pembaruan kerja sama dengan Bank Sentral China (The People's Bank of China atau PBOC) melalui perjanjian Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA). Perjanjian ini ditandatangani oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, dan Gubernur PBOC, Pan Gongsheng, dan mulai berlaku sejak 31 Januari 2025.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa kerja sama BCSA memungkinkan kedua bank sentral untuk melakukan pertukaran mata uang lokal dengan nilai hingga CNY400 miliar, yang setara dengan USD55 miliar dalam nilai Rupiah.

"Kerja sama ini memungkinkan perdagangan bilateral dan investasi langsung dalam mata uang lokal, serta menjaga stabilitas pasar keuangan," terang Ramdan Denny Prakoso, Jumat (7/2/2025).

Pembaruan perjanjian ini merupakan kelanjutan dari kerja sama yang telah dijalin sejak 2009 dan telah beberapa kali diperbarui. Perjanjian BCSA tersebut melengkapi kerja sama penyelesaian transaksi berbasis mata uang lokal yang telah berjalan sejak 2021. Skema tersebut kini menjadi mekanisme utama dalam penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi dalam mata uang masing-masing negara.

Kedua usaha kemitraan yang dilakukan BI ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam menguatkan posisi ekonomi nasional di mata global. Baik MoU dengan Vietnam maupun BCSA dengan China, kedua-duanya berfokus pada pencapaian stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

Bank Indonesia terus menjalin hubungan kerja sama dengan berbagai negara untuk memastikan stabilitas finansial serta pengembangan ekonomi yang berkesinambungan. Dalam konteks ini, pentignya penguatan hubungan dengan Vietnam dan China tidak dapat diabaikan, mengingat besarnya potensi ekonomi yang bisa diraih dari kolaborasi strategis ini. Ke depan, diharapkan kerja sama ini akan membawa dampak positif bagi seluruh pihak yang terlibat, terutama dalam memperkuat hubungan ekonomi dan finansial di kawasan Asia.

Wahyu

Wahyu

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

KUR BCA 2025 Permudah Modal UMKM Indonesia

KUR BCA 2025 Permudah Modal UMKM Indonesia

KUR BNI 2025 Bantu UMKM Tumbuh Dengan Mudah

KUR BNI 2025 Bantu UMKM Tumbuh Dengan Mudah

KUR Mandiri 2025 Mudahkan UMKM Kembangkan Usaha

KUR Mandiri 2025 Mudahkan UMKM Kembangkan Usaha

Tabungan Emas Pegadaian Kini Mudah Dan Bebas Pajak

Tabungan Emas Pegadaian Kini Mudah Dan Bebas Pajak

Kenali 4 Manfaat Asuransi Untuk Hidup Lebih Tenang

Kenali 4 Manfaat Asuransi Untuk Hidup Lebih Tenang