Proyek Terminal Kalibaru Tahap 1B di Pelabuhan Tanjung Priok Capai Progres 75 Persen Penuhi Kebutuhan Ekspor Impor Indonesia
- Rabu, 05 Maret 2025

JAKARTA - Proyek pembangunan Terminal Kalibaru Tahap 1B yang berlokasi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, terus menunjukkan kemajuan yang signifikan. Hingga saat ini, progres fisik proyek ini telah mencapai 75 persen dari target keseluruhan. Proyek yang memiliki nilai kontrak sebesar Rp3,83 triliun ini dikerjakan oleh PT PP (Persero) Tbk (PTPP), salah satu perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia.
Pembangunan terminal ini bertujuan untuk memperkuat peran Pelabuhan Tanjung Priok sebagai gerbang utama distribusi ekspor dan impor Indonesia. Mengingat posisinya yang sangat strategis dan terhubung dengan berbagai pelabuhan besar lainnya di Indonesia, pengembangan kawasan pelabuhan ini menjadi sangat penting untuk mengakomodasi peningkatan volume kargo, logistik, serta meningkatkan kualitas pelayanan bongkar muat.
Proyek Terminal Kalibaru Tahap 1B untuk Tingkatkan Daya Saing Pelabuhan Tanjung Priok
Baca Juga
Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pintu gerbang utama bagi kegiatan ekonomi Indonesia, dengan kontribusi besar terhadap sektor ekspor-impor negara. Untuk itu, pengembangan Terminal Kalibaru Tahap 1B diharapkan dapat mendukung kapasitas operasional pelabuhan, sehingga bisa menangani volume kargo yang terus meningkat setiap tahunnya.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Arif Suhartono, menyatakan bahwa proyek Terminal Kalibaru Tahap 1B merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan daya saing Pelabuhan Tanjung Priok di tingkat internasional. "Proyek ini memiliki potensi besar dalam mendukung kebutuhan logistik nasional dan internasional. Kami sangat mengapresiasi kualitas pekerjaan yang sudah dilaksanakan, yang rapi dan bagus. Kami yakin proyek ini dapat selesai tepat waktu dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat," ujar Arif.
Teknologi Canggih untuk Mempercepat Proyek
Dalam proyek Terminal Kalibaru Tahap 1B, PTPP tidak hanya fokus pada aspek konstruksi fisik, namun juga menerapkan berbagai teknologi inovatif untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan dan memastikan kualitas yang tinggi. Salah satunya adalah penggunaan metode Vacuum Preloading, yang digunakan untuk memperbaiki lapisan tanah lunak (very soft soil) pada area proyek. Teknologi ini memastikan struktur dermaga yang dibangun dapat tetap stabil meskipun berada di atas tanah lunak yang cenderung kurang stabil.
Selain itu, drone LIDAR juga digunakan dalam pengukuran topografi dan volume reklamasi untuk memperoleh hasil yang lebih presisi. Teknologi ini memungkinkan pengukuran dengan akurasi tinggi, meminimalisir risiko kesalahan dalam perencanaan dan eksekusi konstruksi.
Metode Green Construction untuk Keberlanjutan
PTPP juga menerapkan konsep green construction dalam proyek ini, yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu inisiatif hijau yang digunakan adalah pemanfaatan semen slag, hasil limbah pengolahan baja, dalam metode Deep Soil Mixing untuk memperbaiki kualitas tanah. Semen slag yang digunakan dalam konstruksi ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan kekuatan yang lebih baik pada struktur bangunan.
Material hasil pengerukan yang digunakan dalam reklamasi juga mendukung prinsip konstruksi berkelanjutan. Lumpur yang diperoleh dari proses pengerukan kolam dermaga digunakan untuk membentuk area reklamasi baru seluas 260 hektare. Hal ini bukan hanya efisien dalam penggunaan material, tetapi juga mengurangi dampak lingkungan dari limbah pengerukan.
Pengerjaan Dermaga dan Infrastruktur Pendukung
Beberapa lingkup pekerjaan utama dalam proyek Terminal Kalibaru Tahap 1B antara lain adalah pembangunan struktur dermaga CT2 sepanjang 800 meter dan dermaga CT3 sepanjang 150 meter. Pembangunan dermaga ini diharapkan dapat mendukung kegiatan bongkar muat kapal, yang semakin sibuk seiring dengan bertambahnya kapasitas dan aktivitas pelabuhan.
Selain itu, pengerukan kolam dermaga CT2 dan pembangunan breakwater atau pemecah gelombang juga merupakan bagian penting dari proyek ini. Breakwater ini dirancang untuk melindungi pelabuhan dari ombak besar dan memastikan operasi pelabuhan tetap aman dan lancar, bahkan pada cuaca buruk.
Penerapan Tiang Pancang Terbesar di Indonesia
Salah satu aspek menarik dari proyek ini adalah penggunaan tiang pancang baja berdiameter 2 meter dengan panjang 50 meter, yang merupakan tiang pancang terbesar dan terpanjang di Indonesia. Tiang pancang ini tidak hanya memiliki ukuran yang luar biasa besar, tetapi juga dibuat tanpa sambungan, yang dimulai dari Cilegon dan dipasang langsung ke Pelabuhan Tanjung Priok. Ini merupakan pencapaian luar biasa dalam konstruksi pelabuhan dan menjadi simbol teknologi tinggi yang digunakan dalam proyek ini.
Progres Pembangunan yang Terus Berlanjut
Corporate Secretary PT PTPP, Joko Raharjo, menjelaskan bahwa pembangunan Terminal Kalibaru Tahap 1B ini melibatkan berbagai tahap yang saling terkait, termasuk reklamasi, perbaikan tanah, serta pembangunan dermaga dan infrastruktur lainnya. "Pelaksanaan reklamasi pada proyek ini memanfaatkan material lumpur hasil pengerukan untuk membentuk area baru seluas 260 hektare, serta perbaikan tanah pada area seluas 100 hektare menggunakan metode Vacuum Preloading," kata Joko.
Meskipun proyek ini memiliki kompleksitas tinggi dan melibatkan berbagai teknologi canggih, PTPP dan Pelindo tetap berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Semua pihak yang terlibat dalam proyek ini berfokus pada kualitas dan keberlanjutan, yang menjadi prioritas utama dalam setiap tahapan pembangunan.
Harapan dan Manfaat bagi Ekonomi Nasional
Proyek Terminal Kalibaru Tahap 1B di Pelabuhan Tanjung Priok ini tidak hanya penting untuk memperkuat infrastruktur pelabuhan nasional, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Dengan adanya fasilitas bongkar muat yang lebih besar dan lebih efisien, Pelabuhan Tanjung Priok dapat menangani lebih banyak volume kargo yang masuk dan keluar, yang pada gilirannya akan memperlancar arus perdagangan dan distribusi barang baik dalam negeri maupun internasional.
"Proyek ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan meningkatkan infrastruktur pelabuhan yang lebih modern dan efisien. Kami optimis, dengan sinergi antara semua pihak, proyek ini dapat selesai tepat waktu dan memberikan manfaat besar bagi perekonomian Indonesia," tutup Arif Suhartono, Direktur Utama Pelindo.
Dengan progres pembangunan yang terus berjalan, Terminal Kalibaru Tahap 1B diharapkan akan menjadi pelabuhan yang lebih modern dan dapat mendukung daya saing Indonesia dalam sektor perdagangan global. Selain itu, proyek ini juga menjadi bukti bahwa teknologi inovatif dan pembangunan berkelanjutan dapat diterapkan dalam infrastruktur besar di Indonesia, menjadikannya lebih siap untuk menghadapi tantangan masa depan.

Wahyu
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Sinergi BRIN dan UBSI Dorong Riset Inovasi Indonesia
- 11 September 2025
2.
Yamaha Uji Pasar Kendaraan Listrik Swap Battery
- 11 September 2025
3.
Jepang Masih Jadi Destinasi Wisata Favorit Global
- 11 September 2025
4.
Jadwal Pelni KM Nggapulu September Oktober 2025
- 11 September 2025
5.
HUT KAI 2025 Hadirkan Promo Diskon Tiket Spesial
- 11 September 2025