Selasa, 09 September 2025

Futures Gas Alam Menguat pada Perdagangan AS, Didukung oleh Penurunan Indeks Dolar AS

Futures Gas Alam Menguat pada Perdagangan AS, Didukung oleh Penurunan Indeks Dolar AS
Futures Gas Alam Menguat pada Perdagangan AS, Didukung oleh Penurunan Indeks Dolar AS

JAKARTA - Harga futures gas alam mengalami kenaikan pada perdagangan Selasa di bursa New York Mercantile Exchange (NYMEX), menyentuh level tertinggi dalam sesi perdagangan, di tengah penurunan Indeks Dolar AS yang memberikan dorongan positif terhadap komoditas energi tersebut.

Pada perdagangan sesi ini, futures gas alam untuk pengiriman bulan April diperdagangkan pada harga USD 4,46 per mmBTU, mengalami kenaikan sebesar 0,67% dibandingkan dengan sesi sebelumnya. Kenaikan harga gas alam ini didorong oleh pergerakan pasar yang menanggapi penurunan nilai tukar dolar AS, yang memberikan dukungan bagi komoditas berdenominasi dolar.

Menurut analis pasar, gas alam kemungkinan akan mendapat support pada level harga USD 4,132 dan berpotensi mengalami tekanan jika berhasil menembus resistance pada harga USD 4,901. Pergerakan harga gas alam ini menunjukkan kecenderungan volatilitas tinggi, mengingat faktor eksternal seperti fluktuasi nilai tukar mata uang dan proyeksi pasokan yang memengaruhi pasar energi global.

Baca Juga

Pembangunan Listrik: Strategi Energi Mandiri dan Lapangan Kerja

"Penurunan indeks dolar AS berperan sebagai katalis bagi penguatan harga gas alam, dengan investor yang lebih memilih aset berdenominasi dolar saat mata uang tersebut melemah," kata Sarah Thompson, seorang analis energi dari Global Commodities Research. "Kenaikan ini seiring dengan optimisme terkait cuaca yang lebih dingin di beberapa bagian Amerika Utara yang meningkatkan permintaan gas untuk pemanasan," tambah Thompson.

Sementara itu, pada perdagangan yang sama, Indeks Dolar AS Berjangka yang mengukur kinerja mata uang greenback terhadap enam mata uang utama dunia, mengalami penurunan signifikan sebesar 0,70% dan diperdagangkan pada level USD 103,23. Penurunan dolar AS memberikan dampak langsung pada harga komoditas seperti gas alam, minyak, dan logam, yang seringkali bergerak seiring dengan fluktuasi mata uang ini.

Analisis Teknikal Gas Alam dan Prospek Ke Depan

Dengan memperhatikan pergerakan harga gas alam yang cenderung naik, analisis teknikal menunjukkan bahwa gas alam masih berada dalam pola konsolidasi dengan kemungkinan melanjutkan kenaikan menuju area resistance di harga USD 4,901. Namun, beberapa faktor teknikal lainnya perlu diperhatikan, seperti volatilitas tinggi yang sering kali terjadi menjelang akhir musim dingin.

"Meski gas alam menunjukkan tren positif, investor tetap perlu waspada terhadap potensi penurunan harga di bawah level support utama USD 4,132," jelas Randy Miller, seorang analis energi senior di Energy Insights Group. "Kondisi pasokan dan permintaan yang ketat juga dapat mempengaruhi pergerakan harga dalam beberapa minggu mendatang."

Seiring dengan berakhirnya musim dingin, permintaan gas alam untuk pemanasan mulai berkurang, namun peningkatan permintaan di sektor industri dan kebutuhan listrik tetap menjadi faktor penopang harga gas alam.

Minyak Mentah dan Heating Oil Ikut Menguat

Tak hanya gas alam, komoditas energi lainnya juga mencatatkan kenaikan harga pada perdagangan Selasa. Minyak mentah untuk pengiriman bulan April tercatat naik 0,36%, diperdagangkan pada harga USD 66,27 per barel, sedangkan heating oil untuk pengiriman bulan April mengalami kenaikan lebih besar dengan kenaikan sebesar 0,93%, diperdagangkan pada harga USD 2,20 per galon.

Kenaikan harga minyak mentah ini didorong oleh harapan pemulihan ekonomi global yang mulai terlihat, dengan permintaan energi yang diperkirakan akan meningkat seiring dengan pemulihan sektor industri dan transportasi. Selain itu, pengurangan produksi oleh negara-negara anggota OPEC+ dan ketegangan geopolitik di beberapa wilayah juga turut memberikan dorongan pada harga minyak.

"Minyak mentah tetap mendapat dukungan dari keputusan OPEC+ yang terus menjaga produksi mereka tetap terkendali. Selain itu, prospek pemulihan ekonomi global juga memberikan optimisme di pasar minyak," kata James Robinson, seorang analis pasar energi dari PetroGlobal Insights.

Meskipun harga minyak cenderung stabil dengan kecenderungan menguat, para analis memperingatkan bahwa pasar energi masih rentan terhadap faktor eksternal seperti kebijakan moneter di AS, ketegangan geopolitik, dan perubahan tajam dalam permintaan energi.

Faktor-Faktor Penggerak Pasar Energi: Indeks Dolar AS dan Kondisi Global

Kenaikan harga gas alam, minyak mentah, dan heating oil di tengah penurunan indeks dolar AS menunjukkan betapa pentingnya faktor eksternal dalam mempengaruhi pasar energi. Dolar AS yang lebih lemah cenderung membuat komoditas energi yang diperdagangkan dalam dolar menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, meningkatkan permintaan global terhadap gas alam dan minyak.

Namun, pasar energi tidak hanya dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang, melainkan juga oleh faktor fundamental seperti cuaca, permintaan musiman, dan kebijakan produksi dari negara-negara penghasil energi utama. Seiring dengan perubahan musiman yang terjadi, permintaan gas alam di sektor pemanasan diperkirakan akan berkurang, namun kebutuhan energi untuk sektor industri dan pembangkit listrik masih menunjukkan tren positif.

"Faktor cuaca yang lebih dingin di beberapa wilayah Amerika Utara dapat meningkatkan permintaan gas alam, namun kita juga harus mencermati dinamika pasar global, termasuk kebijakan energi negara-negara besar," tutup Thompson.

Prospek Pasar Gas Alam dan Minyak Mentah Ke Depan

Dengan memasuki bulan Maret, pasar gas alam dan minyak mentah diperkirakan akan terus dipengaruhi oleh faktor-faktor yang telah disebutkan. Sementara prospek kenaikan harga gas alam dan minyak tetap terbuka, pasar juga harus siap menghadapi potensi volatilitas yang tinggi. Kondisi pasar yang semakin dinamis akan terus memengaruhi keputusan investor dan trader yang berusaha mencari peluang di tengah ketidakpastian global.

Secara keseluruhan, harga gas alam dan minyak mentah mengalami penguatan pada perdagangan Selasa di tengah penurunan nilai tukar dolar AS. Dengan fluktuasi harga yang terjadi, para pelaku pasar diharapkan tetap memperhatikan faktor eksternal dan teknikal yang dapat memengaruhi pergerakan harga dalam jangka pendek dan panjang.

Wahyu

Wahyu

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 9 September

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 9 September

Ketersediaan BBM Shell Kembali Normal Tanpa Impor

Ketersediaan BBM Shell Kembali Normal Tanpa Impor

Tarif Listrik PLN Triwulan III 2025 Tetap Stabil, Konsumen Aman

Tarif Listrik PLN Triwulan III 2025 Tetap Stabil, Konsumen Aman

Pilihan Rumah Murah di Sukabumi, Terjangkau dan Nyaman

Pilihan Rumah Murah di Sukabumi, Terjangkau dan Nyaman

HUT Elnusa Dirayakan Lewat Khitanan Massal

HUT Elnusa Dirayakan Lewat Khitanan Massal