Kamis, 11 September 2025

Industri Asuransi Jiwa Proyeksikan Total Investasi Capai Rp541,40 Triliun di 2024, Menuju Stabilitas Keuangan Jangka Panjang

Industri Asuransi Jiwa Proyeksikan Total Investasi Capai Rp541,40 Triliun di 2024, Menuju Stabilitas Keuangan Jangka Panjang
Industri Asuransi Jiwa Proyeksikan Total Investasi Capai Rp541,40 Triliun di 2024, Menuju Stabilitas Keuangan Jangka Panjang

JAKARTA - Industri asuransi jiwa di Indonesia terus memantapkan perannya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan proyeksi total investasi yang mencapai Rp541,40 triliun pada tahun 2024. Menurut laporan kinerja industri asuransi jiwa yang disampaikan oleh Wianto Chen, Kepala Departemen Agency Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), peningkatan investasi ini menjadi bagian dari tanggung jawab industri asuransi dalam menjaga stabilitas keuangan jangka panjang di tengah tantangan ekonomi global yang semakin kompleks.

Pada paparan laporan kinerja industri asuransi jiwa full year 2024 (un-audited) yang berlangsung di Jakarta, Wianto menyatakan bahwa terjadi peningkatan total aset industri asuransi jiwa sebesar 0,7% hingga mencapai Rp616,75 triliun. "Peningkatan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yang hanya 0,3%, menandakan progres positif dalam sektor ini," ujar Wianto.

Sementara itu, total investasi industri asuransi jiwa juga mengalami peningkatan sebesar 0,2% menjadi Rp541,40 triliun. Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh pertumbuhan signifikan dalam investasi pada Surat Berharga Negara (SBN). "Salah satu pertumbuhan investasi terbesar berasal dari Surat Berharga Negara (SBN), meningkat 11,9% dengan total kontribusi Rp205,03 triliun, yang mencakup 37,9% dari total investasi," jelas Wianto.

Wianto menyebutkan bahwa investasi pada SBN tidak hanya berfungsi untuk memastikan stabilitas industri, tetapi juga secara langsung mendukung pembangunan nasional. "Industri asuransi jiwa terus memainkan peran penting dalam perekonomian nasional, salah satunya melalui peningkatan investasi di SBN. Investasi ini tidak hanya mendukung stabilitas industri tetapi juga berkontribusi terhadap pembangunan nasional," ungkap Wianto.

Selain SBN, portofolio investasi industri asuransi jiwa juga didiversifikasi dengan implementasi investasi ke saham dan reksa dana. Saham menyumbang 24,7% dari total portofolio investasi, sementara reksa dana berkontribusi sebesar 12,9%. Diversifikasi ini dianggap strategi yang efektif untuk mengurangi risiko sekaligus memaksimalkan pengembalian investasi.

Seiring dengan pertumbuhan investasi, industri asuransi jiwa juga meningkatkan pembayaran klaim dan manfaat untuk pemegang polis. Pada tahun 2024, total klaim dan manfaat yang dibayarkan mencapai Rp160,07 triliun. Ini mencerminkan komitmen industri untuk memberikan manfaat maksimal kepada nasabahnya dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap keamanan dan manfaat produk asuransi jiwa.

Wianto juga menekankan pentingnya digitalisasi dan inovasi dalam meningkatkan layanan asuransi jiwa. Dengan adopsi teknologi digital, industri dapat meningkatkan efisiensi dalam operasional serta kemudahan akses bagi konsumen. "Digitalisasi menjadi salah satu prioritas kami untuk meningkatkan pelayanan, mulai dari proses penjualan hingga klaim, semua dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien," tambah Wianto.

Dalam konteks global, industri asuransi jiwa Indonesia juga harus bersiap menghadapi tantangan dari dinamika ekonomi global, termasuk perubahan kebijakan moneter dan fluktuasi pasar. Tantangan-tantangan ini memerlukan strategi investasi yang bijaksana dan pengelolaan risiko yang lebih baik. Kolaborasi antara regulator, penyedia layanan, dan pelaku industri sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan industri asuransi jiwa.

Sebagai salah satu pilar utama dalam perekonomian, industri asuransi jiwa di Indonesia diharapkan terus berinovasi dan memperkuat fondasinya agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi ekonomi nasional. Fokus pada investasi berkelanjutan, digitalisasi, dan peningkatan layanan pelanggan adalah langkah-langkah strategis yang diambil oleh industri untuk mencapai tujuan tersebut.

Ke depan, AAJI juga akan terus memantau perkembangan ekonomi dan menyesuaikan strategi investasi yang sejalan dengan kondisi pasar. Dengan proyeksi total investasi mencapai Rp541,40 triliun, ada optimisme bahwa industri asuransi jiwa akan mampu menghadapi tantangan tahun-tahun mendatang dengan lebih solid dan berkontribusi lebih besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Melalui pencapaian ini, industri asuransi jiwa tidak hanya memberikan jaminan finansial bagi masyarakat Indonesia tetapi juga menjadi tulang punggung dalam memperkuat struktur ekonomi nasional, memastikan stabilitas, serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

Wahyu

Wahyu

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Bank Jatim Pacu Kinerja dengan Strategi Tiga Fokus Utama

Bank Jatim Pacu Kinerja dengan Strategi Tiga Fokus Utama

BTN Pastikan Operasional Bank Syariah Nasional Sebelum 2026

BTN Pastikan Operasional Bank Syariah Nasional Sebelum 2026

Harga Emas Antam Hari Ini Mencapai Level Rekor

Harga Emas Antam Hari Ini Mencapai Level Rekor

Saham Pilihan Hari Ini, Pantau Rekomendasi IHSG 2025

Saham Pilihan Hari Ini, Pantau Rekomendasi IHSG 2025

11 Peluang Bisnis Pelajar SMA Agar Uang Jajan Tambah

11 Peluang Bisnis Pelajar SMA Agar Uang Jajan Tambah