Rabu, 01 Oktober 2025

Danantara Kebut Pembangkit Sampah, Siapkan Investasi Rp100 Triliun

Danantara Kebut Pembangkit Sampah, Siapkan Investasi Rp100 Triliun
Danantara Kebut Pembangkit Sampah, Siapkan Investasi Rp100 Triliun

JAKARTA - Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam mencari solusi berkelanjutan terhadap krisis sampah. PT Danantara Investment Management (Persero) atau DIM kini berada di garis depan dengan rencana besar menghadirkan Pembangkit Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di berbagai kota utama. Proyek yang disebut sebagai waste-to-energy (WtE) ini tidak hanya menargetkan pengelolaan sampah, tetapi juga menjadi sumber energi alternatif di tengah kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat.

Target Ambisius: Rp100 Triliun untuk PSEL

Managing Director Investment DIM, Stefanus Ade Hadiwidjaja, menyampaikan bahwa kebutuhan dana pembangunan satu titik fasilitas PSEL berkapasitas 1.000 ton per hari bisa mencapai Rp2 triliun–Rp3 triliun. Angka ini sudah termasuk biaya infrastruktur pendukung yang dibutuhkan.

Baca Juga

Danantara Siapkan Investasi Jumbo Proyek Waste to Energy

“Bujetnya bisa cukup luas, mungkin untuk kapasitas 1.000 ton per hari, kira-kira antara Rp2 triliun–Rp3 triliun total investasinya, termasuk untuk infrastruktur pendukungnya,” ungkap Stefanus dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (30/9/2025).

Jika dihitung berdasarkan daftar lokasi prioritas yang diajukan, terdapat 33 kabupaten/kota yang membutuhkan fasilitas PSEL. Dengan estimasi biaya per lokasi tersebut, total kebutuhan dana bisa menyentuh Rp66 triliun hingga Rp99 triliun atau mendekati Rp100 triliun.

Lokasi Prioritas Pembangunan

Menurut data Kementerian Dalam Negeri, beberapa daerah yang masuk dalam daftar prioritas antara lain:

Jakarta dengan timbulan sampah mencapai 9.974 ton per hari,

Kabupaten Bogor sebanyak 2.884 ton,

Kabupaten Bekasi sebesar 2.587 ton,

Kota Bekasi sebanyak 2.146 ton,

Kota Surabaya sekitar 1.838 ton.

Kondisi ini menunjukkan bahwa banyak kota besar sudah menghadapi status darurat sampah karena keterbatasan kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Skema Pembiayaan Terbuka

Meski Danantara memiliki peran sentral dalam pembiayaan, Stefanus menegaskan proyek ini tidak hanya akan ditanggung sepihak. Perusahaan membuka ruang bagi keterlibatan swasta, BUMD, hingga kerja sama dengan pemerintah daerah.

“Kami akan undang partner dan teknologi, baik itu swasta maupun dari luar, atau bahkan kami bisa mengajak pemerintah daerah dan BUMD untuk terlibat,” tambahnya.

Mekanisme pemilihan mitra pun akan dilakukan secara transparan melalui tender, sehingga memungkinkan berbagai pihak berkompetisi menghadirkan solusi terbaik.

Darurat Nasional Sampah

Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa masalah sampah kini sudah masuk kategori darurat nasional. Ia mengungkapkan bahwa setiap tahun terdapat sekitar 35 juta ton sampah di Indonesia. Jumlah ini jika dibandingkan setara dengan luas 16.500 lapangan sepak bola.

“ Kami meyakini waste-to-energy adalah solusi jangka panjang yang bisa menyatukan isu lingkungan, kesehatan dan juga energi,” ujar Rosan.

Dengan proyek PSEL ini, diharapkan Indonesia tidak hanya mengurangi beban lingkungan, tetapi juga menghasilkan listrik ramah lingkungan untuk kebutuhan masyarakat.

Benchmarking Teknologi dan Tahap Peluncuran

Sejumlah persiapan telah dilakukan DIM dalam beberapa bulan terakhir. Termasuk di antaranya adalah benchmarking ke berbagai negara untuk meninjau teknologi waste-to-energy yang sudah diterapkan secara global.

Salah satu teknologi yang paling banyak digunakan adalah berbasis insinerator. Teknologi ini dipandang lebih efektif dalam mengolah volume sampah besar, sekaligus menghasilkan energi dalam bentuk listrik.

Menurut rencana, proyek perdana PSEL akan resmi diluncurkan pada akhir Oktober mendatang. Dari 33 lokasi prioritas, tahap awal akan difokuskan di Jakarta.

“Di Jakarta sendiri akan ada 4-5 lokasi. Kemudian di Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, dan juga beberapa daerah seperti Bekasi, Tangerang. Dan beberapa daerah yang sudah menyatakan kesiapannya untuk program ini,” ungkap Rosan.

Potensi Energi yang Dihasilkan

Jika berjalan sesuai target, setiap titik PSEL dengan kapasitas minimal 1.000 ton sampah per hari dapat menghasilkan listrik sekitar 15 megawatt (MW). Angka tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar 20.000 rumah tangga.

Dengan adanya 33 titik prioritas, potensi energi yang dihasilkan bisa sangat signifikan, sekaligus menjadi kontribusi nyata dalam diversifikasi energi nasional.

Solusi Terpadu Lingkungan dan Energi

PSEL yang digagas Danantara bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan solusi multidimensi. Proyek ini menjawab tiga tantangan besar sekaligus: pengelolaan sampah, peningkatan kualitas lingkungan, serta pemenuhan kebutuhan energi berkelanjutan.

Seiring meningkatnya jumlah penduduk dan urbanisasi, volume sampah terus bertambah setiap tahun. Di sisi lain, kebutuhan energi nasional juga semakin besar. Kehadiran teknologi waste-to-energy dinilai mampu menjembatani dua persoalan besar ini.

Langkah Danantara Investment Management dalam mendorong pembangunan PSEL berskala besar menjadi momentum penting bagi Indonesia. Dengan estimasi investasi mencapai Rp100 triliun, keterlibatan swasta, BUMD, dan pemerintah daerah diharapkan bisa mempercepat realisasi proyek.

Jika berhasil, Indonesia tidak hanya mengurangi ancaman darurat sampah, tetapi juga memiliki sumber energi baru yang ramah lingkungan.

Aldi

Aldi

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Win Dan Co Fokus Produk Turunan Kakao untuk Ekspansi Global

Win Dan Co Fokus Produk Turunan Kakao untuk Ekspansi Global

Zurich Perkuat Komitmen Lingkungan Lewat Gerakan Tanam Mangrove

Zurich Perkuat Komitmen Lingkungan Lewat Gerakan Tanam Mangrove

JNE Apresiasi 1.643 Karyawan dengan Program Umrah Terbesar

JNE Apresiasi 1.643 Karyawan dengan Program Umrah Terbesar

Prudential Syariah dan Muhammadiyah Perkuat Literasi Keuangan Syariah

Prudential Syariah dan Muhammadiyah Perkuat Literasi Keuangan Syariah

Starbucks Tutup Ratusan Gerai di AS dan Inggris

Starbucks Tutup Ratusan Gerai di AS dan Inggris