Sabtu, 06 September 2025

Guardiola Rombak Total Skuad Manchester City

Guardiola Rombak Total Skuad Manchester City
Guardiola Rombak Total Skuad Manchester City

JAKARTA - Musim panas 2025 menandai awal babak baru bagi Manchester City. Klub yang dalam satu dekade terakhir mendominasi panggung domestik maupun Eropa kini mengambil langkah berani: merombak total skuad mereka. Di balik semua keputusan besar itu, sosok Josep Guardiola kembali menjadi arsitek utama yang berani menutup lembaran lama dan membuka era baru di Etihad Stadium.

Perubahan yang terjadi bukan sekadar pergeseran komposisi pemain, tetapi lebih jauh merupakan sinyal regenerasi besar-besaran. Banyak wajah lama yang selama ini identik dengan kesuksesan City harus angkat kaki, sementara sejumlah nama muda didatangkan untuk membawa energi segar.

Regenerasi Cepat di Etihad

Baca Juga

Kuliner Pisang Epe Makassar Favorit Wisatawan

Sejak awal bursa transfer, City bergerak cepat. Persiapan menghadapi FIFA Club World Cup mendorong manajemen melakukan aktivitas intens di pasar pemain. Bursa yang awalnya tampak biasa saja justru berakhir penuh drama, terutama di detik-detik terakhir.

Transfer Gianluigi Donnarumma dari PSG menjadi headline utama, apalagi dibarengi kepergian Ederson ke Fenerbahce. Selain itu, Manuel Akanji hengkang ke Inter Milan, dan Ilkay Gundogan dikabarkan segera menuju Galatasaray.

Dalam hitungan minggu, wajah City benar-benar berubah. Pertanyaan besar pun muncul: apakah langkah drastis ini akan memperkuat atau justru melemahkan sang juara bertahan?

Belanja Besar, Eksodus Besar

Catatan finansial menunjukkan City menggelontorkan sekitar 220 juta pounds untuk mendatangkan tujuh pemain anyar. Nama-nama seperti Tijjani Reijnders, Rayan Cherki, Rayan Ait-Nouri, James Trafford, Gianluigi Donnarumma, Marcus Bettinelli, dan Sverre Nypan kini resmi mengenakan seragam biru langit.

Namun, investasi besar itu diimbangi dengan eksodus pemain senior. Kyle Walker, Ederson, Manuel Akanji, James McAtee, Yan Cuoto, hingga Maximo Perrone dilepas, menghasilkan pemasukan sekitar 80 juta pounds. Nilai itu bahkan bisa meningkat jika kepindahan Gundogan terwujud.

Paling mencolok tentu di sektor kiper. Keputusan mendatangkan Donnarumma sekaligus mengakhiri era panjang Ederson, sosok yang sebelumnya identik dengan gaya bermain City di bawah Guardiola.

Era Senior Berakhir, Generasi Baru Dimulai

Lebih dari sekadar perpindahan nama, City sebenarnya sedang menutup sebuah era. Para pemain berusia di atas 30 tahun, termasuk Walker (35), De Bruyne (34), Gundogan (34), dan Akanji (30), tidak lagi menjadi pilar utama.

Kini, hanya Bernardo Silva dan John Stones yang masih bertahan dari skuad legendaris peraih 100 poin musim 2017/2018. Situasi ini menegaskan bahwa transisi generasi bukan lagi rencana jangka panjang, melainkan realitas yang sudah dijalankan musim ini.

Guardiola tampaknya ingin menghindari risiko stagnasi. Ia menyadari bahwa tim yang terlalu lama bergantung pada wajah-wajah lama bisa kehilangan motivasi dan energi. Dengan pemain muda yang haus pembuktian, City berharap menemukan semangat baru untuk mempertahankan dominasi mereka.

Visi Guardiola: Skuad Ramping, Peran Jelas

Dalam beberapa kesempatan, Guardiola pernah menegaskan keinginannya untuk memiliki skuad yang lebih ramping. Terlalu banyak pemain bintang justru bisa menciptakan masalah, terutama ketika ada nama besar yang hanya menjadi penghangat bangku cadangan.

Eksodus besar-besaran di bursa transfer kali ini tampak selaras dengan filosofi tersebut. Dengan skuad yang lebih ringkas, Guardiola dapat merotasi tim dengan lebih leluasa. Setiap pemain juga dipastikan memiliki peran penting yang jelas.

Dari sisi motivasi, langkah ini diyakini akan membuat pemain merasa lebih dihargai dan bertanggung jawab. Dengan demikian, kompetisi internal berjalan sehat tanpa mengorbankan keharmonisan tim.

Wajah Baru di Lapangan

Beberapa rekrutan anyar langsung mencuri perhatian. Tijjani Reijnders, misalnya, tampil impresif di ajang Club World Cup, lalu melanjutkannya di Premier League dengan mencetak gol dan assist melawan Wolves. Sementara Rayan Cherki dan Rayan Ait-Nouri membawa dimensi baru di lini serang dan pertahanan dengan kreativitas serta kemampuan dribbling yang segar.

Kehadiran pemain-pemain muda ini memang memberi warna baru, tetapi tetap ada kekhawatiran. Minimnya pengalaman bisa menjadi bumerang, terutama ketika City menghadapi tekanan di fase-fase krusial Liga Champions.

Guardiola menyadari risiko tersebut. Baginya, regenerasi bukan hanya soal kualitas teknis, tetapi juga kesiapan mental. Inilah tantangan terberat: memastikan darah muda City bisa segera beradaptasi dengan ekspektasi besar di klub sebesar Manchester City.

Kesimpulan: Era Baru Dimulai

Revolusi Manchester City di musim panas 2025 adalah gambaran nyata dari siklus baru yang resmi dimulai. Banyak ikon lama meninggalkan Etihad, tetapi di sisi lain hadir generasi baru yang diharapkan menjadi fondasi masa depan.

Guardiola sendiri tampak nyaman dengan pilihan ini. Ia tidak hanya membangun tim untuk satu musim, melainkan mempersiapkan City menghadapi dekade berikutnya. Pertanyaannya, apakah transisi cepat ini akan segera menghasilkan gelar, atau City harus melewati periode sulit terlebih dahulu?

Yang jelas, keputusan berani Guardiola telah menegaskan satu hal: era lama City telah berakhir, dan panggung kini diserahkan kepada wajah-wajah baru yang siap mengukir sejarah.

Aldi

Aldi

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Beban Angkat, Tubuh Sehat Pikiran Bahagia

Beban Angkat, Tubuh Sehat Pikiran Bahagia

Yoga Pemula: Latihan Tubuh Pikiran Sehat

Yoga Pemula: Latihan Tubuh Pikiran Sehat

Bungee Jumping Tingkatkan Keberanian dan Percaya Diri

Bungee Jumping Tingkatkan Keberanian dan Percaya Diri

Paralayang, Olahraga Ekstrem dengan Banyak Manfaat

Paralayang, Olahraga Ekstrem dengan Banyak Manfaat

Raih Sensasi Aman dan Seru Lewat Hang Gliding

Raih Sensasi Aman dan Seru Lewat Hang Gliding