Sabtu, 06 September 2025

Selandia Baru Tarik Investor Asing Properti

Selandia Baru Tarik Investor Asing Properti
Selandia Baru Tarik Investor Asing Properti

JAKARTA - Pemerintah Selandia Baru membuka peluang baru bagi investor asing kaya untuk membeli atau membangun rumah di negara tersebut. Kebijakan ini menargetkan pemilik golden visa atau investor berkapasitas tinggi dengan syarat investasi minimal NZ$ 5 juta atau sekitar Rp 48 miliar.

Langkah ini diumumkan Perdana Menteri Christopher Luxon pada Senin, 1 September 2025. Kebijakan tersebut merupakan kelanjutan dari aturan yang dilonggarkan pada April 2025 terkait visa investor asing, sekaligus pembalikan larangan kepemilikan properti asing yang diterapkan pada 2018. Saat itu, pembatasan diberlakukan untuk menurunkan spekulasi properti yang membuat harga rumah meroket.

Menurut Luxon, kebijakan baru ini bertujuan menyeimbangkan dua kepentingan utama: melindungi pasar domestik dari kepemilikan asing yang berlebihan, sekaligus menarik investor berkualitas yang dapat menumbuhkan perekonomian Selandia Baru. “Kita adalah tempat berlindung yang aman di dunia yang sangat fluktuatif dan tidak pasti. Para investor ini akan menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.

Baca Juga

10 Ide Menarik Memilih Kado Penikahan Untuk Sahabat

Investor asing yang memiliki golden visa dapat membeli properti jika mereka berinvestasi minimal NZ$ 5 juta selama tiga tahun, atau NZ$ 10 juta selama lima tahun dalam bentuk investasi dengan risiko rendah. Kebijakan ini juga menghapus persyaratan lama yang mewajibkan pemegang golden visa tinggal setidaknya enam bulan dalam setahun agar dapat membeli properti. Dengan begitu, investor kini memiliki fleksibilitas lebih besar untuk menempatkan modal mereka di Selandia Baru.

Luxon menambahkan bahwa kebijakan ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi meski negara sedang mengalami resesi. Pemerintah memperkirakan bahwa pengajuan visa residensi dengan pembelian properti oleh investor kaya bisa menghasilkan investasi hingga NZ$ 1,8 miliar. Dana ini diproyeksikan dapat memperkuat sektor properti, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan aktivitas ekonomi secara luas.

Namun, kebijakan ini mendapat kritik dari oposisi. Juru bicara perumahan Partai Buruh, Kieran McAnulty, menilai langkah pemerintah lebih menguntungkan investor asing kaya dibanding menyelesaikan masalah warga lokal. “Banyak warga Selandia Baru sudah kesulitan membeli rumah, dan kebijakan ini justru memperburuk situasi. Tunawisma meningkat, pengangguran meningkat, dan masyarakat kesulitan membeli kebutuhan pokok di supermarket,” kata McAnulty.

Pemerintah menegaskan bahwa pembukaan kepemilikan properti hanya berlaku untuk investor kaya yang memenuhi syarat tinggi. Langkah ini diharapkan menarik investasi yang benar-benar berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, bukan sekadar spekulasi yang bisa mendorong harga rumah domestik naik. Luxon menekankan, kebijakan ini tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi harga rumah secara signifikan karena hanya investor terbatas yang bisa membeli.

Selain itu, pemerintah berharap keterlibatan investor asing akan memberikan dampak ekonomi tambahan di sektor konstruksi, layanan properti, dan industri pendukung lainnya. Dengan investasi properti baru, proyek pembangunan rumah, renovasi, dan fasilitas pendukung dapat menambah lapangan kerja, menghidupkan sektor jasa, dan merangsang pertumbuhan ekonomi regional.

Investor asing yang ingin membeli properti di Selandia Baru juga diharapkan memiliki keterikatan jangka panjang dengan negara tersebut. Mereka dianjurkan menempatkan investasi tidak hanya di sektor properti, tetapi juga di bidang usaha lain seperti teknologi, bisnis lokal, dan proyek berkelanjutan. Hal ini bertujuan agar kontribusi ekonomi mereka lebih terasa oleh masyarakat setempat.

Kebijakan ini juga menunjukkan pendekatan pemerintah yang lebih pragmatis. Dengan membatasi kepemilikan properti asing hanya bagi investor kaya, pemerintah dapat mencegah spekulasi masif yang bisa menaikkan harga rumah secara drastis, sekaligus tetap menarik modal berkualitas yang memberi manfaat ekonomi nyata.

Strategi ini mengkombinasikan regulasi ketat dengan insentif ekonomi, memastikan investor berkontribusi maksimal tanpa merugikan pasar lokal. Pemerintah Selandia Baru menilai kebijakan ini sebagai solusi jangka panjang untuk memperkuat ekonomi, mendorong pembangunan, dan menyeimbangkan kepentingan warga lokal dengan investor asing.

Dengan kebijakan baru ini, Selandia Baru berupaya menciptakan lingkungan investasi yang aman dan produktif. Investor kaya akan menjadi penggerak ekonomi sekaligus memicu penciptaan lapangan kerja. Pemerintah juga berharap langkah ini mendorong investasi berkelanjutan dan mendukung stabilitas pasar properti di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu.

Secara keseluruhan, kebijakan ini menegaskan komitmen pemerintah Selandia Baru untuk menarik modal asing berkualitas, memperkuat sektor properti dan pembangunan ekonomi, serta menjaga keseimbangan kepentingan warga lokal. Investor yang memenuhi kriteria diharapkan bisa menjadi kontributor nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan memberikan dampak positif jangka panjang.

Dengan adanya peluang baru ini, Selandia Baru tidak hanya menawarkan tempat tinggal, tetapi juga kesempatan investasi yang strategis, aman, dan menguntungkan. Pendekatan ini diharapkan menstimulasi pasar properti, menggerakkan sektor ekonomi lain, serta menegaskan posisi Selandia Baru sebagai tujuan investasi global yang menarik bagi investor berkualitas.

Sindi

Sindi

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

BMKG Perkirakan Hujan Ringan Seluruh Wilayah RI

BMKG Perkirakan Hujan Ringan Seluruh Wilayah RI

Lonjakan Penumpang Kereta Api Saat Libur Maulid

Lonjakan Penumpang Kereta Api Saat Libur Maulid

Bansos PKH September 2025: Jadwal Lengkap

Bansos PKH September 2025: Jadwal Lengkap

Mobil Listrik Mercedes AMG GT XX Pecahkan Rekor

Mobil Listrik Mercedes AMG GT XX Pecahkan Rekor

Libur Maulid, Puncak Bogor Ramai Kendaraan

Libur Maulid, Puncak Bogor Ramai Kendaraan