JAKARTA - PT Freeport Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung hilirisasi mineral strategis di dalam negeri. Kali ini fokusnya pada produksi katoda tembaga, yang merupakan bahan baku penting untuk industri kendaraan listrik. Perusahaan menargetkan kapasitas penuh produksi dapat tercapai pada akhir tahun 2025, dengan kapasitas tahunan sebesar 800 ribu ton katoda tembaga, setara kebutuhan untuk jutaan mobil listrik.
Produksi Katoda Tembaga di Indonesia
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menjelaskan bahwa saat ini Freeport telah bertransformasi dari produsen copper concentrate menjadi produsen katoda tembaga. “Akhir tahun ini kan bisa ramp up sampai 100 persen. Dan kalau sudah 100 persen kita bisa menyediakan 800 ribu ton katoda tembaga setiap tahunnya, 800 ribu ton katoda tembaga itu bisa untuk membuat mobil listrik 8 juta unit. So the availability of the copper in the country is huge,” ujar Tony.
Dengan kapasitas tersebut, Indonesia dapat memperkuat posisi sebagai produsen utama katoda tembaga di dunia, sekaligus mendukung ekosistem kendaraan listrik nasional. Produksi ini menunjukkan bahwa sumber daya mineral dalam negeri tidak hanya sekadar bahan mentah, tetapi telah memiliki nilai tambah signifikan melalui proses hilirisasi.
Perbandingan dengan Produsen Tembaga Dunia
Tony Wenas membandingkan kapasitas produksi Freeport dengan produsen tembaga terbesar dunia, Chile. Chile memproduksi sekitar 25 persen tembaga dunia, namun sebagian besar berupa katoda tembaga dengan jumlah produksi kurang dari 2 juta ton.
“Sementara kami dari satu perusahaan aja 800 ribu ton. Kalau aman, mineral kemudian online juga itu kira-kira 300 ribu ton. Total sudah 1,1 juta ton katoda tembaga. Dan ini bisa nomor 5 dunia dari 2 perusahaan. So we gonna produce a huge tembaga di dalam negeri,” tambah Tony.
Perbandingan ini menunjukkan potensi besar Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam pasar katoda tembaga global, sekaligus memanfaatkan cadangan tembaga yang melimpah untuk kebutuhan industri strategis, termasuk kendaraan listrik dan elektronik.
Kontribusi Terhadap Hilirisasi Mineral
Freeport Indonesia menekankan pentingnya hilirisasi mineral sebagai bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam. Dengan kapasitas produksi katoda tembaga yang tinggi, industri dalam negeri dapat memperoleh bahan baku secara lokal, mengurangi ketergantungan pada impor, dan mendorong pengembangan sektor manufaktur teknologi tinggi.
“Ini adalah kesempatan besar untuk membangun ekosistem industri tembaga di Indonesia, yang tidak hanya berfokus pada ekspor bahan mentah, tapi juga produk dengan nilai tambah tinggi,” ujar Tony.
Hilirisasi ini sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal.
Indonesia Summit 2025: Wadah Generasi Muda
Pernyataan Freeport disampaikan dalam Indonesia Summit 2025, khususnya sesi Visionary Leaders. Konferensi independen ini diselenggarakan IDN Times dan melibatkan generasi Millennial serta Gen Z, bertujuan membentuk masa depan Indonesia melalui dialog dengan pemimpin nasional dari berbagai sektor.
Summit 2025 mengusung tema “Thriving Beyond Turbulence, Celebrating 80's Years Independence”, sebagai ajang untuk mendorong ide, inovasi, dan kolaborasi strategis antar pemimpin dan tokoh nasional. Forum ini menjadi platform penting untuk mendiskusikan isu ekonomi, investasi, dan keberlanjutan industri mineral strategis di Tanah Air.
Dampak Industri Katoda Tembaga bagi Kendaraan Listrik
Dengan kapasitas 800 ribu ton katoda tembaga per tahun, Freeport menekankan potensi besar untuk mendukung produksi kendaraan listrik di Indonesia. Tony Wenas menekankan bahwa jumlah tersebut setara untuk memproduksi 8 juta unit mobil listrik. Hal ini menegaskan bahwa pengembangan hilirisasi mineral bukan sekadar target produksi, tetapi juga bagian dari strategi nasional untuk mengakselerasi transisi energi bersih dan teknologi ramah lingkungan.
“Availability of the copper in the country is huge, dan ini menjadi modal besar bagi industri kendaraan listrik nasional,” jelas Tony.
Prospek dan Tantangan ke Depan
Meski potensi produksi sangat besar, Freeport menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya yang aman dan berkelanjutan. Produksi katoda tembaga yang tinggi memerlukan infrastruktur industri, regulasi yang mendukung, serta koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
Tony menegaskan bahwa perusahaan berkomitmen memastikan mineral dalam negeri dapat diolah secara optimal, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan. Kapasitas produksi 800 ribu ton akan menjadi langkah strategis untuk menempatkan Indonesia di posisi penting dalam rantai pasok global.
Freeport Indonesia menegaskan bahwa hilirisasi mineral strategis melalui produksi katoda tembaga dapat mengubah lanskap industri dalam negeri. Dengan target 800 ribu ton per tahun, Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan bahan baku kendaraan listrik, tetapi juga memperkuat posisi di pasar global.
Melalui Indonesia Summit 2025, perusahaan menekankan kolaborasi dengan pemimpin nasional dan generasi muda untuk mewujudkan visi masa depan industri mineral strategis. Dukungan terhadap hilirisasi ini membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi, pengembangan teknologi, dan penciptaan lapangan kerja, sekaligus menegaskan bahwa Indonesia siap menjadi pemain utama di pasar katoda tembaga dunia.