Hari Sepeda Sedunia: Kampanye Global untuk Kesehatan dan Lingkungan

Selasa, 03 Juni 2025 | 12:54:14 WIB
Hari Sepeda Sedunia: Kampanye Global untuk Kesehatan dan Lingkungan

JAKARTA — Setiap tanggal 3 Juni, dunia memperingati Hari Sepeda Sedunia sebagai bentuk pengakuan atas pentingnya sepeda dalam kehidupan masyarakat modern. Hari bersejarah ini ditetapkan secara resmi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2018, menyusul inisiatif dari pemerintah Turkmenistan yang mengusulkan perlunya satu hari khusus untuk merayakan peran sepeda dalam pembangunan berkelanjutan, kesehatan publik, dan akses pendidikan.

Penetapan ini didukung oleh mayoritas negara anggota PBB. Sejak saat itu, Hari Sepeda Sedunia dirayakan secara luas oleh komunitas internasional untuk meningkatkan kesadaran tentang manfaat bersepeda, baik dari sisi kesehatan, sosial, ekonomi, hingga lingkungan.

Sejarah Singkat Hari Sepeda Sedunia

Usulan Hari Sepeda Sedunia pertama kali dibawa ke sidang umum PBB oleh Turkmenistan, dengan argumentasi bahwa sepeda adalah moda transportasi yang paling ramah lingkungan, efisien, dan inklusif. Usulan tersebut langsung mendapatkan dukungan luas dari negara-negara anggota karena relevansinya dengan isu global seperti perubahan iklim, urbanisasi, serta kesehatan masyarakat.

“Sepeda bukan hanya alat transportasi, tetapi juga simbol gaya hidup sehat dan berkelanjutan. Kami percaya bahwa mempromosikan penggunaan sepeda bisa membantu menyelesaikan banyak tantangan global,” ujar perwakilan dari Turkmenistan dalam sidang PBB saat itu.

Peran Sepeda dalam Kehidupan Masyarakat

Sepeda bukanlah hal baru di berbagai negara, termasuk Indonesia. Di tanah air, sepeda diperkenalkan pertama kali oleh bangsa Eropa, terutama Belanda, pada akhir abad ke-19. Saat itu, sepeda digunakan sebagai alat transportasi oleh para pejabat kolonial di Batavia (sekarang Jakarta) sekitar tahun 1890. Dalam perkembangannya, sepeda kemudian menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia, baik sebagai alat transportasi, olahraga, maupun gaya hidup.

Kini, tren bersepeda kembali naik daun seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan ramah lingkungan. Tidak hanya digunakan untuk berolahraga di akhir pekan, bersepeda juga mulai dilirik sebagai alternatif transportasi harian untuk menghindari kemacetan dan mengurangi emisi karbon.

Manfaat Bersepeda untuk Kesehatan

Bersepeda termasuk dalam kategori olahraga kardio atau aerobik. Aktivitas ini dikenal mampu meningkatkan kesehatan jantung, paru-paru, serta memperlancar sirkulasi darah. Selain itu, bersepeda juga terbukti dapat membantu menurunkan kadar lemak dalam darah, menjaga tekanan darah tetap stabil, dan mengontrol berat badan.

“Bersepeda sangat bermanfaat untuk penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi karena dapat membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kebugaran tubuh secara keseluruhan,” jelas seorang ahli kesehatan dari Rumah Sakit Umum di Jakarta.

Tak hanya itu, manfaat bersepeda juga dirasakan oleh kalangan lanjut usia dan penderita kondisi muskuloskeletal. Dr. Safran-Norton, seorang spesialis dari Harvard Health Publishing, merekomendasikan bersepeda sebagai aktivitas fisik yang ideal untuk orang yang baru mulai berolahraga, mengalami obesitas, atau rentan terhadap cedera.

“Bersepeda adalah pilihan olahraga rendah dampak (low impact), yang sangat cocok bagi penderita nyeri sendi dan kekakuan tubuh bagian bawah yang berkaitan dengan usia,” ujar Dr. Safran-Norton dalam publikasinya.

Sepeda dan Pembangunan Berkelanjutan

Selain aspek kesehatan, sepeda juga diakui secara global sebagai alat penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Sepeda tidak memerlukan bahan bakar, tidak menghasilkan polusi, dan tidak menimbulkan kemacetan. Hal ini membuat sepeda sangat relevan dalam upaya penanggulangan perubahan iklim dan pengurangan ketergantungan terhadap kendaraan bermotor.

PBB dalam pernyataan resminya juga menyebut bahwa sepeda memiliki potensi besar dalam mendukung tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), mulai dari pengurangan kemiskinan, peningkatan akses pendidikan, hingga pemeliharaan kesehatan masyarakat.

“Sepeda adalah alat transportasi yang terjangkau dan ramah lingkungan. Ini adalah solusi nyata bagi masyarakat yang hidup di daerah terpencil, dengan akses terbatas terhadap kendaraan umum atau fasilitas kesehatan,” tulis PBB dalam dokumen pendukung deklarasi Hari Sepeda Sedunia.

Gerakan dan Kampanye Global

Setiap tahun, Hari Sepeda Sedunia diperingati dengan berbagai kegiatan, mulai dari fun bike, kampanye keselamatan bersepeda, pembuatan jalur sepeda khusus, hingga seminar kesehatan dan urban mobility. Di Indonesia, sejumlah komunitas sepeda seperti Bike to Work, Gowes Pagi, dan berbagai kelompok sepeda daerah turut ambil bagian dalam menyemarakkan peringatan ini.

Beberapa pemerintah daerah bahkan menjadikan momen ini untuk mendorong pembangunan infrastruktur pendukung sepeda, seperti jalur sepeda, parkiran sepeda, dan integrasi sepeda dengan sistem transportasi umum.

“Saat ini kami sedang menyusun rencana pembangunan jalur sepeda sepanjang 50 kilometer di wilayah perkotaan. Kami ingin menjadikan sepeda sebagai moda transportasi utama warga,” ujar seorang pejabat Dinas Perhubungan dari salah satu kota besar di Indonesia.

Edukasi dan Kesadaran Sejak Dini

Untuk jangka panjang, edukasi tentang manfaat bersepeda juga menjadi fokus banyak lembaga. Sekolah-sekolah dan institusi pendidikan mulai mengenalkan program bike to school guna membiasakan anak-anak menggunakan sepeda sejak dini. Harapannya, generasi muda akan tumbuh dengan kebiasaan sehat dan ramah lingkungan.

Kampanye Hari Sepeda Sedunia menjadi momentum penting untuk membangun kesadaran kolektif bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah sederhana, seperti mengayuh pedal sepeda.

Peringatan Hari Sepeda Sedunia pada 3 Juni bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan pengingat global bahwa sepeda adalah bagian dari solusi untuk banyak tantangan dunia modern. Dengan manfaat yang luas mulai dari kesehatan individu, pelestarian lingkungan, hingga pengurangan kemiskinan, sepeda pantas mendapatkan tempat yang lebih besar dalam sistem transportasi dan gaya hidup masyarakat.

Mengayuh sepeda bukan hanya soal perjalanan, tetapi juga tentang kontribusi kecil yang berarti untuk masa depan bumi dan generasi mendatang.

Terkini