Menteri PU Percepat Proyek Tol Yogyakarta Bawen, Target Rampung Sebelum 2028

Selasa, 03 Juni 2025 | 11:45:44 WIB
Menteri PU Percepat Proyek Tol Yogyakarta Bawen, Target Rampung Sebelum 2028

JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) semakin ngebut menyelesaikan proyek jalan tol strategis Yogyakarta–Bawen. Menteri PUPR Dody Hanggodo menegaskan bahwa percepatan pembangunan jalan tol ini merupakan salah satu langkah penting untuk meningkatkan konektivitas serta mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di kawasan Jogja-Solo-Semarang atau yang dikenal dengan sebutan Joglosemar.

“Jalan tol ini akan mempercepat mobilitas dan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar,” kata Menteri Dody Hanggodo dalam keterangannya pada Selasa, 3 Juni 2025. Ia menambahkan, akses yang lebih mudah ke destinasi wisata utama seperti Candi Borobudur diyakini akan menarik lebih banyak kunjungan wisatawan sehingga menggairahkan sektor pariwisata lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Proyek Strategis Bernilai Triliunan Rupiah

Pembangunan Tol Yogyakarta–Bawen dikelola oleh PT Jasamarga Jogja Bawen, sebuah Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang ditunjuk secara resmi. Proyek ini memiliki nilai investasi besar mencapai Rp14,26 triliun, dengan biaya konstruksi sebesar Rp10,65 triliun. Jalan tol sepanjang 75,12 kilometer ini akan menjadi penghubung penting dua provinsi, yakni Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, serta menjadi bagian integral dari jaringan Tol Trans Jawa.

Tol Yogyakarta–Bawen akan terkoneksi langsung dengan Tol Semarang–Solo dan Tol Solo–Yogyakarta–YIA Kulon Progo. Dengan jaringan ini, diharapkan terjadi efisiensi waktu tempuh, pengurangan biaya logistik, dan peningkatan aktivitas ekonomi di sepanjang koridor tersebut.

Progres Pembangunan Tiap Seksi Jalan Tol

Menurut Direktur Jenderal Bina Marga, Roy Rizali Anwar, jalan tol ini dibagi menjadi enam seksi utama dengan kemajuan yang bervariasi:

Seksi 1 (JC Sleman – SS Banyurejo): Panjang 8,80 km, progres lahan mencapai 96,73% dan konstruksi 77,32%.

Seksi 2 (SS Banyurejo – SS Borobudur): 15,20 km, progres pembebasan lahan 91,60%.

Seksi 3 (SS Borobudur – SS Magelang): 8,10 km, progres lahan 73,20%.

Seksi 4 (SS Magelang – SS Temanggung): 16,65 km, progres lahan baru 36,54%.

Seksi 5 (SS Temanggung – SS Ambarawa): 21,39 km, progres lahan masih 11,25%.

Seksi 6 (SS Ambarawa – JC Bawen): 4,98 km, progres lahan 95,80%, konstruksi 61,40%.

Target penyelesaian untuk Seksi 6 adalah pada kuartal IV tahun 2025, Seksi 1 diharapkan rampung pada kuartal II tahun 2026, sementara seksi-seksi lainnya direncanakan selesai bertahap hingga tahun 2027 hingga 2028.

Pembebasan Lahan Jadi Kunci Percepatan

Roy Rizali menggarisbawahi pentingnya percepatan pembebasan lahan agar seluruh seksi jalan tol dapat masuk ke tahap konstruksi lebih cepat. “Kami terus mengupayakan pembebasan lahan agar proses pembangunan tidak terhambat. Target kami adalah seluruh seksi jalan tol selesai sebelum tahun 2028,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Wilan Oktavian, menambahkan bahwa dukungan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah dan DPR, sangat vital bagi kelancaran proyek ini. “Kami mengajak DPR RI, khususnya Komisi V, serta pemerintah daerah untuk terus mendukung percepatan pembangunan tol ini. Kami ingin proyek ini tidak hanya selesai cepat, tapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama dalam hal konektivitas dan perekonomian lokal,” kata Wilan.

Dampak Positif Terhadap Pariwisata dan Ekonomi Lokal

Tol Yogyakarta–Bawen diharapkan mampu membuka akses yang lebih mudah ke sejumlah destinasi wisata unggulan seperti Candi Borobudur, yang merupakan warisan budaya dunia dan salah satu ikon pariwisata Indonesia. Akses yang lebih cepat dan nyaman diyakini akan meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

“Dengan akses tol ini, sektor pariwisata lokal akan semakin bergairah. Selain wisatawan lebih mudah mencapai lokasi, penduduk setempat juga dapat menikmati peningkatan perekonomian dari bisnis pendukung wisata,” jelas Menteri Dody.

Selain sektor pariwisata, tol ini juga akan memperlancar distribusi barang dan jasa, memperkuat rantai pasok, serta mempermudah mobilitas pekerja di kawasan Joglosemar. Kawasan ini selama ini sudah dikenal sebagai sentra budaya dan ekonomi yang potensial.

Tol Yogyakarta–Bawen, Penunjang Infrastruktur Nasional

Kementerian PUPR menempatkan pembangunan tol ini sebagai bagian dari upaya strategis meningkatkan daya saing Indonesia melalui infrastruktur. Dengan tersambungnya jalan tol ini ke Tol Trans Jawa, konektivitas antarwilayah menjadi lebih efisien sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang merata.

“Proyek ini menjadi contoh bagaimana infrastruktur dapat menjadi motor penggerak ekonomi. Kami optimistis kawasan Joglosemar akan menjadi episentrum baru pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa,” tambah Menteri Dody.

Tantangan dan Optimisme Penyelesaian Proyek

Meskipun sudah ada kemajuan signifikan, proses pembebasan lahan di beberapa seksi masih menjadi tantangan utama yang harus dihadapi. Pemerintah dan BUJT terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi kendala tersebut.

Kepala BPJT Wilan Oktavian menegaskan, “Kita harus menjaga sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan DPR agar proyek berjalan lancar. Kami percaya dengan dukungan semua pihak, tol ini dapat selesai tepat waktu dan berkualitas.”

Pembangunan Tol Yogyakarta–Bawen yang dipercepat pemerintah merupakan langkah strategis dalam memperkuat konektivitas, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di kawasan Joglosemar. Dengan investasi Rp14,26 triliun dan progres yang terus melaju, tol ini diharapkan selesai seluruhnya sebelum 2028, membuka peluang baru di sektor pariwisata, perdagangan, dan industri.

Menteri PUPR Dody Hanggodo menegaskan, “Pembangunan tol ini adalah bagian dari komitmen kami menghadirkan infrastruktur berkelas dunia yang mampu mempercepat kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.”

Terkini