Harga Minyak Mentah, Batu Bara, CPO, Nikel, dan Timah Naik Turun Pada Penutupan Perdagangan

Kamis, 20 Maret 2025 | 18:27:03 WIB
Harga Minyak Mentah, Batu Bara, CPO, Nikel, dan Timah Naik Turun Pada Penutupan Perdagangan

JAKARTA - Pada penutupan perdagangan Rabu, 19 Maret 2025, harga beberapa komoditas energi dan bahan baku mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Harga minyak mentah, batu bara, minyak sawit (CPO), nikel, dan timah menunjukkan perubahan harga yang mencerminkan dinamika pasar global yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk data pasokan energi dan keputusan ekonomi dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat.

Harga Minyak Mentah Naik Tipis Setelah Penurunan Persediaan Bahan Bakar di AS

Harga minyak mentah mengalami kenaikan tipis pada perdagangan Rabu, meskipun ada faktor yang membatasi kenaikan tersebut, seperti keputusan dari Federal Reserve AS untuk mempertahankan suku bunga acuan. Harga minyak mentah Brent yang merupakan patokan harga global, tercatat naik 22 sen atau 0,31 persen menjadi USD 70,78 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang diperdagangkan di Amerika Serikat, naik sebesar 26 sen atau 0,39 persen, mencapai USD 67,16 per barel.

Peningkatan harga ini dipicu oleh data terbaru dari pemerintah AS yang menunjukkan penurunan dalam persediaan bahan bakar di negara tersebut. Penurunan persediaan bahan bakar di tengah permintaan yang stabil, terutama menjelang periode musim panas di AS, memberikan sentimen positif pada harga minyak. Meskipun demikian, keputusan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga tetap menjadi faktor pembatas bagi lonjakan harga lebih lanjut.

“Meskipun ada peningkatan dalam harga minyak mentah global, keputusan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga tetap memberikan tekanan pada pasar minyak. Suku bunga yang lebih tinggi dapat mempengaruhi permintaan energi di sektor industri,” ujar seorang analis pasar energi yang enggan disebutkan namanya.

Harga Batu Bara Menguat, Dipicu Kenaikan Permintaan di Pasar Global

Harga batu bara mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Rabu, seiring dengan meningkatnya permintaan global terhadap komoditas energi tersebut. Berdasarkan data dari bursa ICE Newcastle (Australia), harga batu bara kontrak pengiriman April 2025 naik sebesar 1,50 persen, mencapai USD 102,40 per ton. Kenaikan harga batu bara ini juga didorong oleh peningkatan konsumsi di beberapa negara besar pengimpor batu bara, terutama di Asia.

Dalam beberapa bulan terakhir, permintaan batu bara global telah mengalami perbaikan setelah beberapa negara utama pengimpor seperti Tiongkok dan India meningkatkan pembelian untuk memenuhi kebutuhan energi domestik mereka. Hal ini diiringi oleh cuaca yang lebih dingin dari perkiraan di beberapa wilayah, yang mendorong permintaan untuk pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.

“Kenaikan harga batu bara sebagian besar dipengaruhi oleh permintaan yang lebih tinggi dari negara-negara pengimpor besar. Dengan cuaca yang tidak menentu dan permintaan yang meningkat, harga batu bara diperkirakan akan terus stabil dalam jangka pendek,” kata seorang pedagang energi senior.

Harga CPO Menguat Tipis di Tengah Penurunan Ekspor Malaysia

Di pasar minyak nabati, harga minyak sawit (CPO) sedikit menguat pada penutupan perdagangan Rabu. Menurut Trading Economics, harga CPO naik sebesar 0,07 persen, menjadi MYR 4.391 per ton. Meskipun ada kenaikan harga, pasar CPO saat ini masih tertekan oleh penurunan permintaan ekspor, khususnya dari negara-negara pengimpor utama seperti India dan China.

Pada awal perdagangan, harga CPO sempat menyentuh MYR 4.450 per ton, namun kemudian mengalami penurunan seiring dengan kembali beroperasinya pasar setelah liburan panjang. Penurunan ekspor Malaysia pada bulan Maret 2025 juga turut memberikan tekanan pada harga CPO, dengan survei kargo memperkirakan pengiriman minyak sawit Malaysia turun antara 7,5 persen hingga 10,1 persen pada 15 hari pertama bulan Maret.

“Penurunan ekspor menjadi salah satu faktor utama yang membebani harga CPO. Selain itu, keputusan pemerintah Malaysia untuk mempertahankan pajak ekspor juga memberikan dampak negatif pada pasar,” ujar seorang analis minyak nabati.

Harga Nikel Menguat di Tengah Optimisme Pasar Logam

Sementara itu, harga nikel mengalami kenaikan pada perdagangan Rabu. Berdasarkan data London Metal Exchange (LME), harga nikel naik 0,92 persen menjadi USD 16.399 per ton. Kenaikan harga nikel ini didorong oleh optimisme pasar terhadap permintaan global yang lebih kuat untuk nikel, terutama di sektor kendaraan listrik (EV) yang terus berkembang.

Nikel merupakan bahan baku penting untuk produksi baterai kendaraan listrik, sehingga permintaan yang terus meningkat dari industri otomotif mempengaruhi harga logam ini. Selain itu, kekhawatiran mengenai pasokan nikel dari negara-negara penghasil utama, seperti Indonesia dan Filipina, turut mendorong harga nikel naik.

“Permintaan untuk nikel semakin meningkat seiring dengan ekspansi industri kendaraan listrik. Hal ini memberikan dorongan positif bagi harga nikel, meskipun ada kekhawatiran mengenai ketegangan perdagangan di beberapa negara penghasil nikel,” kata seorang analis komoditas.

Harga Timah Tertekan, Mengalami Penurunan

Berbeda dengan komoditas lainnya, harga timah mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Rabu. Harga timah berdasarkan data dari London Metal Exchange (LME) turun sebesar 0,69 persen dan ditutup pada USD 34.996 per ton. Penurunan harga timah ini dipengaruhi oleh faktor permintaan yang lebih lemah dari industri elektronik dan otomotif, yang merupakan konsumen utama timah.

Industri elektronik global yang melambat akibat penurunan konsumsi teknologi di beberapa pasar utama berkontribusi pada penurunan harga timah. Meskipun begitu, beberapa analis memprediksi harga timah masih akan mengalami volatilitas tinggi, mengingat ketergantungan pasar terhadap pasokan dari Indonesia, salah satu penghasil timah terbesar dunia.

“Harga timah tertekan oleh penurunan permintaan dari sektor elektronik. Namun, faktor pasokan dari Indonesia dapat memberikan pengaruh signifikan pada pergerakan harga timah dalam beberapa bulan mendatang,” ujar seorang trader timah global.

Ketidakpastian Ekonomi Global Memengaruhi Pasar Komoditas

Secara keseluruhan, harga komoditas energi dan bahan baku mengalami fluktuasi yang signifikan pada penutupan perdagangan Rabu. Kenaikan harga minyak mentah dan batu bara didorong oleh faktor penurunan persediaan dan permintaan energi yang kuat, sementara harga CPO dan timah menghadapi tekanan dari penurunan ekspor dan permintaan yang lebih lemah. Harga nikel, di sisi lain, menguat karena optimisme terhadap pasar kendaraan listrik yang terus berkembang.

Pergerakan harga komoditas ini mencerminkan ketidakpastian ekonomi global yang masih memengaruhi pasar energi dan logam, serta menunjukkan pentingnya pengawasan dan strategi dalam menghadapi fluktuasi harga yang terjadi. Pemerintah dan pelaku pasar perlu terus memantau perkembangan pasar ini agar dapat menyesuaikan kebijakan dan langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi tantangan yang ada.

Terkini