JAKARTA - Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (DiskopUKM) Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus berupaya memperkuat peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kawasan tersebut. Langkah strategis ini diambil sebagai respon terhadap tantangan pasar yang semakin kompetitif, dengan tujuan menciptakan UMKM yang tidak hanya inovatif dan mandiri, tetapi juga memiliki daya saing yang tinggi.
Pada Senin, Plt Kepala DiskopUKM Pemkab Kukar, Thaufiq Zulfian Noor, menuturkan bahwa peningkatan ini bukan hanya soal peningkatan aset dan omzet. "Kami ingin pelaku UMKM di Kukar berkembang secara menyeluruh, tidak hanya dari sisi aset dan omzet, tetapi juga dalam hal kualitas, kapabilitas, dan kompetensi," katanya. Pernyataan tersebut menegaskan pentingnya penguatan pelaku UMKM dari berbagai aspek agar benar-benar mampu bersaing di pasar global.
Program Pelatihan dan Pendampingan
Dalam rangka mendukung visi tersebut, DiskopUKM Kukar secara aktif menyelenggarakan berbagai pelatihan dan pendampingan bagi pelaku UMKM setempat. Program ini tidak dilakukan secara sporadis, melainkan melalui pola kolaborasi yang lebih efektif dan tepat sasaran. "Kami memastikan pelatihan yang diberikan tidak diikuti oleh orang yang sama secara berulang, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh lebih banyak pelaku usaha," jelas Thaufiq.
Pelatihan-pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kapabilitas pelaku UMKM dalam berbagai keterampilan, termasuk manajemen bisnis, pemasaran digital, inovasi produk, hingga pelayanan konsumen. DiskopUKM Kukar secara terstruktur mengundang berbagai narasumber ahli untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar terkini.
Potensi dan Tantangan UMKM di Kukar
Berbasiskan data terbaru, DiskopUKM Kukar mencatat sekitar 60 ribu pelaku UMKM yang terdaftar di wilayah tersebut. Sektor kuliner menjadi mayoritas, mengindikasikan potensi yang sangat besar namun sekaligus menantang. “Potensi ini perlu terus ditingkatkan, terutama dalam aspek sertifikasi halal dan standarisasi produk, agar lebih kompetitif di pasar budaya dan internasional,” tambah Thaufiq.
Tantangan lainnya adalah bagaimana UMKM dapat terus berinovasi seiring dengan dinamika pasar dan tren konsumen. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi dan peningkatan kemampuan digital dianggap krusial agar UMKM dapat melebarkan jangkauan pasar mereka.
Fokus pada Inovasi dan Daya Saing
Memenuhi tuntutan pasar yang berubah cepat dan serba digital, inovasi menjadi kunci penting. Inovasi tidak hanya terkait dengan produk atau layanan baru tetapi juga bisa dalam hal proses bisnis, perencanaan, hingga pemasaran. "Kami berharap pelaku usaha di sini dapat menjadikan inovasi sebagai budaya untuk meningkatkan daya saing produk mereka," ungkap Thaufiq.
Selain dari sisi operasional, UMKM juga didorong untuk memperhatikan sustainability dalam praktik bisnis mereka. Dengan berkembangnya kesadaran global terhadap isu-isu lingkungan, produk yang sustainable dan ramah lingkungan mendapatkan perhatian lebih dari konsumen.
Kolaborasi dengan Berbagai Stakeholder
Pendekatan kolaboratif yang diterapkan oleh DiskopUKM Kukar melibatkan berbagai stakeholder, mulai dari pemerintah, swasta, akademisi, hingga komunitas lokal. Hal ini dilakukan agar UMKM mendapatkan dukungan yang menyeluruh, baik dari sisi pembiayaan, pengetahuan, maupun jaringan pasar.
Kolaborasi juga menyasar peningkatan kapasitas melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. DiskopUKM Kukar menyiapkan platform digital yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM untuk memperluas jangkauan pasar mereka, bahkan hingga ke skala internasional.