Kelesuan Pasar Properti di Hong Kong, Keluarga Pemilik Aset Terpaksa Jual Murah

Senin, 03 Maret 2025 | 17:31:19 WIB
Kelesuan Pasar Properti di Hong Kong, Keluarga Pemilik Aset Terpaksa Jual Murah

JAKARTA – Situasi pasar properti di Hong Kong semakin menunjukkan tanda-tanda keprihatinan, terutama bagi para pemilik aset yang tengah dilanda tekanan finansial. Di tengah tingginya biaya pinjaman dan kebijakan suku bunga yang stagnan, keluarga pemilik properti tidak punya banyak pilihan selain menjual aset mereka dengan diskon signifikan untuk meringankan beban keuangan. Kasus terbaru melibatkan keluarga Lun dari Winland Group yang memutuskan untuk melepas sejumlah aset strategis mereka.

Penjualan Properti Signifikan oleh Keluarga Lun

Savills, perusahaan real estat terkemuka, sedang membantu keluarga Lun untuk menemukan pembeli bagi Winland House, sebuah bangunan komersial yang terletak di Cheung Sha Wan dengan luas 84.510 kaki persegi. Properti ini dipasarkan dengan harga sekitar HK$700 juta (US$90 juta). Angka ini menunjukkan bahwa harganya cukup kompetitif, mengingat situasi ekonomi dan pasar yang ada.

Selain itu, keluarga Lun juga menyewa jasa Savills untuk menjual beberapa unit di Lippo Center, Admiralty. Unit-unit tersebut ditawarkan dengan harga sekitar HK$450 juta, atau sekitar 36 persen lebih rendah dari harga akuisisi mereka delapan tahun yang lalu. Penjualan ini mencerminkan strategis diskon yang cukup dalam.

Tidak hanya itu, laporan dari media lokal menunjukkan bahwa keluarga Lun juga telah menjual tiga lantai di gedung Shun Shing di Tuen Mun dengan harga HK$118 juta dan dua lantai di gedung Odeon di North Point seharga HK$107 juta. Langkah ini dianggap sebagai usaha untuk mendapatkan likuiditas dan mengurangi tekanan finansial yang dihadapi.

Perspektif Ahli: Pasar Properti Masih Rentan

Menurut Reeves Yan, direktur eksekutif dan kepala pasar modal di CBRE Hong Kong, ada peningkatan signifikan dalam daftar stok properti yang dijual. "Kami telah melihat peningkatan 20 hingga 30 persen kuartal-ke-kuartal dalam daftar stok," ungkap Yan. “Pemilik properti ini ingin mengurangi utang untuk memastikan status keuangan mereka tetap sehat.”

Situasi ini menggambarkan fakta bahwa banyak pemilik properti menderita akibat tingginya biaya pinjaman. Ketidakpastian kebijakan moneter, baik di AS maupun Hong Kong, berkontribusi besar terhadap situasi ini. Setelah mengalami penurunan suku bunga tiga kali pada tahun sebelumnya, para pembuat kebijakan memilih untuk mempertahankan suku bunga utama mereka tidak berubah bulan lalu.

Dampak Kebijakan Moneter pada Pasar

Keputusan untuk mempertahankan suku bunga pada level saat ini dianggap sebagai upaya untuk menghadapi tantangan inflasi yang baru muncul. Namun, kebijakan tersebut juga menaruh tekanan besar bagi pemilik properti di Hong Kong yang harus melakukan pembayaran hipotek dengan bunga yang lebih tinggi.

Biaya pinjaman yang tinggi diperkirakan akan bertahan selama enam hingga dua belas bulan ke depan. "Menawarkan sedikit bantuan kepada investor dengan pembayaran hipotek yang lebih ringan," tambah Yan. Faktor itulah yang membuat banyak investor properti harus mengambil langkah cepat untuk menjual aset mereka dan mengurangi utang.

Kondisi Pasar Properti Jangka Pendek

Meskipun penjualan properti hunian mulai membaik di beberapa area Hong Kong, banyak toko dan ruang komersial di seluruh kota masih kosong. Kekosongan ini mengindikasikan bahwa sektor ritel dan properti komersial belum pulih sepenuhnya dari dampak ekonomi yang menekan. Selain itu, penurunan daya beli masyarakat juga menjadi salah satu faktor penghambat pemulihan pasar properti secara keseluruhan.

Pasar properti Hong Kong tengah dilanda kesulitan yang berkepanjangan, memaksa keluarga atau pemilik aset seperti keluarga Lun untuk mengambil langkah ekstrem dalam menjual properti dengan harga diskon. Kebijakan moneter yang tidak berubah dan biaya pinjaman yang tinggi hanya menambah tekanan yang dihadapi oleh pelaku pasar. Dengan proyeksi biaya pinjaman yang tetap tinggi dalam waktu dekat, banyak yang mempertanyakan strategi dan langkah yang diambil oleh pemilik properti untuk tetap bertahan dalam pasar yang bergejolak ini.

Terkini