JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Seremonial yang berlangsung pada 9 September 2023, telah meresmikan penggabungan dua perusahaan operator bandara milik negara, yaitu PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II. Penggabungan ini menghasilkan entitas baru bernama PT Angkasa Pura Indonesia, yang diharapkan menjadi salah satu operator bandara terbesar di dunia.
Latar Belakang dan Tujuan Penggabungan
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan bahwa langkah strategis ini bukan hanya soal penghematan biaya, tetapi juga merupakan strategi pengembangan dan efisiensi. "Jadi isu lay off tidak ada, justru ini isu pengembangan yang tadi disampaikan Pak Budi, ini kita mengelola 37 airport di mana akan menjadi satu sistem pelayanan," ujarnya saat ditemui di Sarinah, Jakarta.
Erick menilai bahwa aksi korporasi ini diperlukan sebagai bagian dari perubahan model bisnis yang lebih inovatif. "Sehingga kalau kita sering ke luar negeri melihat banyak airport juga yang sekarang berubah model, tidak hanya buat reportase tetapi membangun sebuah ekosistem baru," imbuhnya.
Dengan penggabungan ini, pemerintah berharap dapat memperbaiki model bisnis yang ada saat ini dan meningkatkan pendapatan perusahaan secara signifikan. "Di sinilah kenapa kita akan memperbaiki bisnis model, income-nya tadi disampaikan oleh Pak Budi terus meningkat seperti yang sudah dilakukan saat ini," jelas Erick.
Dampak Positif Terhadap Sektor Logistik
Erick Thohir menekankan bahwa penggabungan ini akan membantu dalam menekan biaya logistik nasional serta meningkatkan efisiensi transportasi. "Saya sama Pak Budi selalu punya komitmen sama-sama, ingin memastikan bagaimana Indonesia bisa bersaing, tentu salah satunya di logistik, kita harus menekan logistik cost dan kemudahan untuk transportasi atau hal-hal yang lain," ujarnya.
Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah sangat serius dalam upayanya untuk mengurangi biaya logistik di Indonesia dan meningkatkan daya saing negara di panggung internasional.
Keberhasilan di Sektor Lain Sebagai Pelajaran
Penggabungan Angkasa Pura ini disebut-sebut mengikuti jejak sukses dari penggabungan Pelindo yang terjadi tanpa adanya isu pemutusan hubungan kerja. "Kita punya success story waktu itu di Pelindo di mana Pelindo 1, 2, 3, 4 menjadi hanya 1 Pelindo tanpa ada isu PHK, bahkan terjadi efisiensi dan hasilnya luar biasa hari ini," papar Erick.
Ini memberikan optimisme bahwa pemusatan sumber daya dan manajemen dalam penggabungan Angkasa Pura pun akan mendatangkan hasil yang luar biasa serupa.
Pengakuan Internasional
Direktur Utama InJourney, Dony Oskaria, menambahkan bahwa dengan penggabungan ini, PT Angkasa Pura Indonesia telah menjadi salah satu operator bandara terbesar di dunia. "Tepat di hari ini kita menjadi operator airport nomor lima terbesar di dunia," ungkap Dony.
Dengan status baru ini, tidak hanya menjadikan Indonesia dikenal di dunia internasional, tetapi juga membuka peluang untuk kerjasama dan investasi lebih besar di sektor penerbangan dan pariwisata.
Perubahan Nama dan Struktur
Sebagai bagian dari proses penggabungan, sesuai informasi yang dikumpulkan dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Angkasa Pura Indonesia saat ini akan mengubah namanya menjadi PT Angkasa Pura Nusantara atau nama lain yang mendapat persetujuan dari PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero).
Langkah pertama adalah perubahan nama Angkasa Pura Indonesia menjadi Angkasa Pura Nusantara. Setelah perubahan nama ini, Angkasa Pura II akan berganti nama menjadi Angkasa Pura Indonesia. Angkasa Pura I selanjutnya akan digabungkan ke dalam Angkasa Pura Indonesia, yang sebelumnya bernama Angkasa Pura II, dan akan bertindak sebagai perusahaan penerima penggabungan.
Kesiapan Menghadapi Tantangan ke Depan
Dalam era teknologi dan globalisasi seperti saat ini, setiap langkah dalam industri penerbangan harus memiliki strategi dan arah yang jelas. Penggabungan dua operator bandara besar ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk memperkuat posisi Indonesia dalam industri penerbangan global. Adanya pengembangan yang fokus pada perbaikan infrastruktural dan manajerial diharapkan dapat mencapai efisiensi maksimum tanpa harus mengorbankan tenaga kerja yang ada.