JAKARTA - Membeli rumah merupakan impian bagi banyak orang, terutama bagi generasi milenial dan Gen Z. Pada tahun 2024, generasi ini mendominasi pasar pembelian rumah. Data dari Bank Central Asia (BCA) menunjukkan, pengajuan KPR dari generasi milenial dan Gen Z telah meningkat, dengan banyak di antara mereka yang membidik rumah dengan harga di bawah Rp1 miliar hingga Rp2 miliar. Informasi ini diperoleh dari pernyataan Direktur BCA, Haryanto T Budiman pada sebuah acara yang berlangsung pada Kamis, 20 Februari 2025.
Apakah Anda termasuk salah satu dari generasi ini dan berkeinginan memiliki rumah sendiri? Berikut adalah beberapa tips penting yang dapat membantu Anda melewati proses pengajuan KPR agar disetujui oleh bank.
Memenuhi Persyaratan Administrasi
Menurut Welly Yandoko, Executive Vice President Consumer Loan BCA, kunci utama agar pengajuan KPR disetujui adalah dengan melengkapi persyaratan administrasi yang diperlukan. Ia menyatakan, "Secara umum memang ada beberapa kondisi dan syarat yang harus dipenuhi agar disetujui."
Calon pembeli perlu menyiapkan dokumen-dokumen pribadi seperti data diri, slip gaji untuk karyawan, atau dokumen bukti omzet bagi pengusaha. Dokumen ini harus valid dan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Bank akan memeriksa dokumen ini secara mendetail untuk memastikan kelayakan calon pembeli.
Menentukan Pilihan Hunian dan Mengukur Kemampuan Finansial
Sebelum memutuskan untuk membeli rumah, calon pembeli harus mengetahui jenis hunian seperti apa yang dibutuhkan, apakah itu rumah tapak atau apartemen. Ini adalah langkah awal yang penting dalam proses pengajuan KPR. Dalam hal ini, kemampuan finansial harus benar-benar dipertimbangkan. "Misalnya punya budget berapa? Income saya yang affordable berapa? Baru melangkah ke faktor lain," tambah Welly.
Setelah mengetahui kapasitas daya beli, lakukan riset terkait pengembang yang menawarkan perumahan yang Anda incar. Pastikan dokumen tanah tidak dalam sengketa, luas tanah dan bangunan harus sesuai dengan keterangan di dokumen.
Memilih Bank yang Tepat
Pemilihan bank yang tepat juga berperan penting dalam disetujuinya KPR Anda. Calon pembeli harus mengevaluasi bank mana yang memiliki kredibilitas baik. "Jangan sampai ketika cicilan sudah lunas dan akan mengambil dokumen malah bermasalah," ujar Welly. Oleh karena itu, penting untuk memilih bank yang dapat diandalkan dalam jangka panjang.
Calon pembeli juga perlu memperhatikan penawaran bunga, tenor, dan opsi pelunasan sebelum waktunya. Menurut Welly, "Dengan suku bunga yang ditawarkan, harus hitung masuk gak ke budget, apakah ada variasi produk."
Verifikasi Angsuran dan Kemampuan Pembayaran
Proses verifikasi oleh bank akan fokus pada kesesuaian antara angsuran per bulan dengan pendapatan calon peminjam. Ini penting untuk memastikan bahwa peminjam mampu memenuhi kewajiban cicilan. "Penghasilan harus cukup untuk membayar seluruh cicilan," kata Welly. Bank juga akan mengecek nilai pasar jaminan untuk memastikan bahwa nilai jaminan tersebut dapat mengcover pinjaman yang diajukan.
Tren dan Preferensi Pasar Pascapandemi
Pandemi COVID-19 telah mengubah preferensi masyarakat dalam membeli rumah. Welly menambahkan bahwa setelah pandemi, rumah tapak menjadi lebih diminati dibandingkan apartemen, dengan banyak orang beralih fokus dari lokasi ke harga. "Sekarang ke rumah tapak lagi, ketika diprediksi market terdiam atau stagnan sesaat namun ternyata tidak, malahan terjadi ledakan penetrasi di perumahan," katanya.
Tren ini terlihat dari lonjakan penjualan rumah dengan harga antara Rp500 juta hingga Rp1,5 miliar, yang meningkat menjadi 60-75% dari total penjualan.
Bagi generasi milenial dan Gen Z yang ingin memiliki rumah sendiri, persiapan dan penelitian yang matang sangatlah penting. Pastikan semua dokumen lengkap dan valid, pilih pengembang dan bank yang terpercaya, serta hitung kemampuan finansial Anda dengan cermat. Dengan demikian, Anda akan lebih siap untuk mengajukan KPR dan memiliki peluang lebih besar untuk disetujuinya permohonan tersebut.